Memaparkan catatan dengan label pengetahuan. Papar semua catatan
Memaparkan catatan dengan label pengetahuan. Papar semua catatan

24 Ogo 2014

Orang yang terakhir keluar dari neraka

Assalammualaikum..
Rasanya dah lama tak kongsikan cerita islamik sebagai penghibur hati atau pun tauladan untuk kita semua,mahupun sebagai pengetahuan bersama..hari ni saya kongsi 1 kisah..
Jom baca..

Abu Hurairah telah menceritakan kepada Atha’ nin Yazid Al-Laitsi bahwa para sahabat telah bertanya kepada Rasululla saw., “Apakah engkau akan melihat Tuhan kami kelak pada hari kiamat?” Maka Rasulullah saw. balik bertanya, “Apakah kamu sekalian merasa kesulitan melihat bulan pada malam purnama?” Mereka menjawab, “Tidak.” Selanjutnya Rasulullah saw, bertanya lagi, “Apakah kalian merasa kesulitan melihat matahari yang tidak ada awan yang menghalangi?” Mereka menjawab, “Tidak.”
Mendengar jawaban itu, Rasulullah bersabda, “Seperti itulah kamu sekalian akan melihat-Nya.” Kemudian Rasulullah saw. meneruskan perkataaannya, “Pada hari kiamat nanti Allah akan mengumpulkan seluruh umat manusia, lalu Allah berfirman kepada mereka, ‘Hendaknya setiap orang mengikuti sesuatu yang disembahnya selama di dunia.’ Oleh karena itu, orang yang menyembah matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, dan orang yang menyembah berhala mengikuti berhala. Sedangkan orang-orang munafik dari kalangan umat Muhammad tetap berdiri di tempat dan tidak bergerak sama sekali (karena yang disembah oleh mereka tidak jelas).

Kemudian Allah mendatangi kaum muslimin dalam wujud yang tidak dikenali oleh mereka, seraya Allah berfirman kepada mereka, ‘Aku ini adalah Tuhanmu.’ Mendengar itu, mereka berkata, ‘Kami berlindung kepada Allah dari bujuk rayumu, dan kami akan tetap berdiri di tempat ini sampai datang kepada kami Tuhan kami yang sebenarnya.’ Kemudian Allah datang kepada mereka dalam wujud yang mereka kenal, dan Allah berfirman kepada mereka, ‘Aku ini Tuhanmu yang sebenarnya.’ Pada saat mereka mendengarnya dan mereka merasa yakin bahwa itu Tuhannya, maka mereka berkata, ‘Engkaulah Tuhan kami yang sebenarnya.’ Setelah itu mereka mengikuti-Nya.

Kemudian Allah swt. menciptakan sebuah titian yang membentang di atas api neraka, maka aku –Rasulullah saw.—dan umatku menjadi umat yang pertama menyeberangi titian itu. Pada saat itu tidak ada seorang pun yang dapat berbicara selain para rasul, dimana ketika itu para rasul berdoa, ‘Ya Allah, selamatkanlah, ya Allah, selamatkanlah.’ Sementara di dalam neraka Jahanam terdapat besi-besi yang melengkung bagaikan lengkungan pancing, seperti duri pohon Sa’dan (nama pohon yang berduri). Kemudian Rasulullah bertanya kepada sahabat yang hadir, ‘Apakah kalian pernah melihat duri pohon Sa’dan?’ Mereka menjawab, ‘Ya.’

Mendengar hal itu, Rasulullah saw. bersabda, ‘Seperti itulah besi-besi yang melengkung itu, hanya saja besarnya tidak terkirakan, dan hanya Allah yang mengetahui ukurannya. Besi-besi inilah yang kelak akan mengait orang-orang yang sedang meniti titian itu sesuai dengan kadar dosa masing-masing. Dimana orang yang teguh dengan amalnya akan selamat dari kaitannya, sementara orang yang berdosa akan terkait (tersangkut), tetapi akhirnya dilepaskan.
Setelah Allah selesai mengadili hamba-hamba-Nya, dan Dia berkehendak mengeluarkan penghuni neraka dengan rahmat-Nya, maka Allah memberikan perintah kepada para malaikat-Nya untuk mengeluarkan mereka yang patut mendapat rahmat-Nya, yaitu orang yang tidak pernah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun selama hidup di dunia. Di antara orang yang patut mendapatkan rahmat-Nya adalah orang yang mengatakan bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah. Kemudian para malaikat yang mendapat perintah itu segera mengenali mereka, dan mereka mengenalinya melalui tanda bekas sujud yang ada pada kening mereka karena hanya bekas sujudlah bagian tubuh manusia yang tidak akan hangus dibakar api neraka, dimana Allah telah mengharamkan api neraka untuk membakarnya dan menghanguskannya.

Kemudian para malaikat segera mengeluarkan mereka dalam keadaan yang sudah pada hangus, lalu disirankan ke tubuh mereka air kehidupan (air pemulihan). Akibat siraman air kehidupan itulah, akhirnya mereka tumbuh dan pulih kembali seperti sediakala bagaikan tumbuhnya biji-bijian setelah terjadi banjir besar (dimana mereka tumbuh dalam keadaan masih muda dan besar).
Setelah Allah selesai mengadili dan memvonis di antara hamba-hamba-Nya, tiba-tiba terlihat seseorang (yang masih tertinggal) yang sedang mengarahkan pandangannya ke arah neraka, dan dialah orang yang paling terakhir masuk surga. Kemudian kepada Allah, dia memohon, ‘Wahai Tuhanku, palingkan mukaku dari neraka karena baunya telah meracuniku, dan kobaran apinya telah membakarku.’ Permohonan itu diulanginya berulang kali, dan akhirnya Allah berfirman kepadanya, ‘Seandainya Aku mengabulkan permintaanmu ini, apakah kiranya kamu tidak akan mengajukan permohonan yang lain?’ Maka orang itu menjawab, ‘Tidak.’ Kemudian dia berjanji dengan sungguh-sungguh kepada Allah bahwa dia tidak akan mengajukan permohonan apapun lagi.

Akhirnya permohonan itu dikabulkan Allah, dimana Allah memalingkan muka orang itu dari neraka. Akantetapi ketika dia dihadapkan ke arah surga dan dia menyaksikan kemegahan yang ada di baliknya, maka dia terdiam dalam beberapa saat, lalu dia memohon kepada Allah, ‘Wahai Tuhanku, sampaikanlah aku ke dalam pintu surga.’ Mendengan hal itu, Allah berfirman kepadanya, ‘Bukankah kamu telah berjanji dengan sungguh-sungguh bahwa kamu tidak akan memohon lagi kepada-Ku selain permohonanmu yang telah Aku kabulkan tadi? Celakalah kamu, wahai anak Adam, kamu telah memungkiri janjimu sendiri, dan Aku tidak akan mengabulkan permohonanmu ini.’ Akantetapi dia tetap memohon kepada Allah untuk dikabulkan permohonannya, sehingga Allah berfirman kepadanya, ‘Seandainya permohonanmu ini Aku kabulkan, apakah kamu tidak akan memohon yang lainnya lagi kepada-Ku?’ Orang itu menjawab, ‘Demi kemuliaan-Mu, sungguh aku tidak akan mengajukan permohonan lagi.’

Kemudian Allah mengabulkan permohonannya itu. Allah membawanya ke depan pintu surga. Setibanya dia di depan pintu surga, Allah membuka pintu surga itu lebar-lebar sehingga orang itu melihat keindahan dan kebahagiaan yang ada di dalamnya. Menyaksikan itu, orang itu terdiam beberapa saat, lalu memohon kepada Allah, ‘Wahai Tuhanku, masukanlah aku ke dalam surga.’ Mendengar itu, Allah berfirman kepadanya, ‘Bukankah kamu telah berjanji bahwa kamu tidak akan mengajukan permohonan lagi kepada-Ku setelah permohonanmu yang tadi Aku kabulkan? Celaka kamu, wahai anak Adam, kamu telah memungkiri janjimu sendiri, dan Aku tidak akan mengabulkan permintaanmu itu.’

Akan tetapi orang itu terus menerus memohon kepada Allah, ‘Wahai Tuhanku, janganlah kiranya hamba-Mu ini menjadi orang yang paling celaka.’ Kemudian ia mengulang-ulang permohonannya, sehingga hal itu menyebabkan Allah tertawa. Allah berfirman kepadanya, ‘Masuklah kamu ke dalam surga.’ Pada saat orang itu masuk ke dalam surga, Allah berfirman kepadanya, ‘Sekarang angankanlah segala keinganmu.’ Kemudian orang itu memohon kepada Allah dengan mengajukan berbagai macam keinginannya dan mencita-citakan berbagai macam kenikmatan, sampai Allah mengingatkannya kepada berbagai menikmatan yang tidak diketahuinya. Lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Nikmatilah olehmu kemewahan dan kenikmatan yang telah disediakan ini, bahkan akan ditamabah lagi dengan berbagai kenikmatan sebanyak itu pula.”
Atha’ bin Yazid berkata, “Ketika Abu Sa’id Al-Kudri mendengarkan Abu Hurairah menuturkan hadits itu, tidak ada bagian dari hadits itu yang dipertanyakannya, selain firman Allah terhadap orang tadi: ‘Nikmatilah olehmu kemewahan dan kenikmatan yang telah disediakan ini, bahkan akan ditamabah lagi dengan berbagai kenikmatan sebanyak itu pula.’

Abu Sa’id Al-Kudri berkata, ‘Wahai Abu Hurairah, apakah kenikmatan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat?’ Abu Hurairah menjawab, ‘Aku tidak mengetahuinya selain aku mendengarnya seperti itu dari Rasulullah saw., dimana beliau bersabda, ‘ kemewahan dan kenikmatan yang telah disediakan ini, bahkan akan ditamabah lagi dengan berbagai kenikmatan sebanyak itu pula.’ Kemudian Abu Sa’id Al-Kudri berkata, “Aku bersumpah bahwa aku telah mendengar dari Rasulullah saw. dimana beliau bersabda, ‘Nikmatilah olehmu kemewahan dan kenikmatan yang telah disediakan ini, bahkan kenikmatan ini akan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat dengan berbagai kenikmatan sebanyak itu pula.’” (Hadits shahih, Shahih Muslim nomor 182; Shahih Bukhari nomor 7437)

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2008/04/10/499/orang-yang-terakhir-keluar-dari-neraka/#ixzz3BKA9ZQLQ 



19 Dis 2009

pengetahuan


Perkara-perkara yang membuat kita hilang ingatan dan tumpul minda
Kurangkan makan bawang besar , Kurangkan makan berempah , Kurangkan makan ketumbar kering , Kurangkan menonton hiburan . Kurangkan membaca majalah hiburan , Kurangkan ketawa yang panjang atau terbahak-bahak , Kurangkan minuman air batu, air dalam tin(100 plus dan lain-lain)
Kurangkan makan organ dalaman ayam terutamanya kanak-kanak , Tidak makan kepala ikan. Tidak minum air yang ada semut , Tidak tidur selepas subuh. Tidak tidur selepas asar , Tidak tidur selepas makan . Tidak makan terlalu kenyang , Tidak makan berat selepas jam 9.00 malam .
Tidak menyapu rumah pada waktu malam , Tidak makan yang masam-masam berlebihan. Tidak dicampur makan laut dan darat dalam satu hidangan , Tidak minum susu selepas memakan daging/ayam .
Perkara-perkara yang perlu diamalkan
Selalu makan buah manisan seperti kurma dan lain-lain, Selalu makan makanan yang panas-panas , Selalu memakan kekacang seperti kacang soya @ badam dan lain-lain, Selalu minum air masak . Selalu makan ulam-ulam , Selalu mengamalkan pandangan hijau.
Selalu bersenam , Selau menggunakan imaginasi otak , Banyakkan memakan makanan berasaskan gandum/soya , Banyakkan aktiviti berkhemah di hutan/pantai (yang mempunyai pokok) kerana disitulah terdapat banyak ion-ion negetif dan cahaya matahari infra merah (terutama pada waktu pagi) yang amat diperlukan oleh tubuh badan,kerana hanya kawasan seperti ini sahaja yang mempunyai % yang cukup untuk kegunaan kita seharian berbanding dalam bangunan batu ianya terlalu sedikit
Tidak ego ………….Tidak dengki pada orang lain ……..Tidak makan dari sumber yang tidak halal……..Tidak memberi anak makan makanan dari sumber yang tidak halal ………Tidak makan makanan yang ada pewarna …………….Tidak makan makanan yang ada pengawet ………Tidak menggunakan minyak masak lebih dari 2 kali …………Tidak mandi selepas 9.00malam ......dan yang paling penting dibawah ini......... selamat beramal.....
Tidak sengaja lewatkan solat. Perbuatan ini Allah tidak suka.
Tidak masuk ke bilik air tanpa memakai alas kaki (selipar). Takut kalau-kalau terbawa keluar najis, mengotori seluruh rumah kita.
Tidak makan dan minum dalam bekas yang pecah atau sumbing. Makruh kerana ia membahayakan.
Tidak biarkan pinggan mangkuk yang telah digunakan tidak berbasuh. Makruh dan mewarisi kepapaan.
Tidak tidur selepas solat Subuh, nanti rezeki mahal (kerana berpagi-pagi itu membuka pintu berkat).
Tidak makan tanpa membaca BISMILLAH dan doa makan. Nanti rezeki kita dikongsi Syaitan.
Tidak keluar rumah tanpa niat untuk membuat kebaikan.Takut-takut kita mati dalam perjalanan.
Tidak pakai sepatu atau selipar yang berlainan pasangan. Makruh dan mewarisi kepapaan. Tidak biarkan mata liar di perjalanan. Nanti hati kita gelap diselaputi dosa.
Tidak menangguh taubat bila berbuat dosa kerana mati boleh datang bila-bila masa. Tidak ego untuk meminta maaf pada ibu bapa dan sesama manusia kalau memang kita bersalah.
Tidak mengumpat sesama rakan taulan. Nanti rosak persahabatan kita hilang bahagia.
Tidak lupa bergantung kepada ALLAH dalam setiap kerja kita. Nanti kita sombong apabila berjaya. Kalau gagal kecewa pula.
Tidak bakhil untuk bersedekah. Sedekah itu memanjangkan umur dan memurahkan rezeki kita.
Tidak banyak ketawa. Nanti mati jiwa. Tidak biasakan berbohong, kerana ia adalah ciri-ciri munafik dan menghilangkan kasih orang kepada kita.
Tidak suka menganiaya manusia atau haiwan. Doa makhluk yang teraniaya cepat dimakbulkan ALLAH.
Tidak terlalu susah hati dengan urusan dunia. Akhirat itu lebih utama dan hidup di sana lebih lama dan kekal selamanya.
Tidak mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata TIDAK. Sebab semuanya untuk keselamatan kita. ALLAH lebih tahu apa yang terbaik untuk hamba ciptaanNya.



24 Sep 2009

surat dari syaitan

LETTER FROM IBLIS LAKNATULLAH. ..
Ayat kat bawah sekali tu yg buat x sanggup nak simpan tanpa memberi orang lain membacanya.

(Surat Dari Iblis)
(Surat ini akan membuat anda benar-benar berfikir)
(Sebenarnya surat ini hampir membuatku gila saat aku membacanya, tapi
aku harus forwardnya kerna catatan kecil dibawahnya)

SURAT DARI SETAN UNTUK MU
Aku melihatmu kelmarin, saat engkau memulai aktiviti harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai
santapanmu, juga tidak sempat mengerjakan shalat Isha sebelum berangkat
ketempat tidurmu
Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku menyukainya
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak
merubah
cara hidupmu.
Hai Bodoh, Kamu millikku.
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu .
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.
Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari syurga, dan aku akan tetap
memanfaatkanmu
sepanjang masa untuk mebalaskannya

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana
untukmu
dihari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,
dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH
Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan
kepada
NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita
jalani
Kita nonton film 'porno' bersama, memaki orang, mencuri, berbohong,
munafik,
makan sekenyang-kenyangya , bergosip, manghakimi orang, menghujam orang
dari
belakang, tidak hormat pada orang tua ,
Tidak menghargai Masjid, berperilaku buruk.
TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja.

Ayuhlah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya.
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita.
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untuk mu.
Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' kerana sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir semua masa hidupmu.
Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan tawa.
Dosa sudah mulai mewarnai hidupmu.
Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana
berbuat
dosa.
Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong,
berjudi,
bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.
Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.
Begitulah anak-anak .
Baiklah, aku persilakan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.
Jika kau cukup cerdas, kau akan lari sembunyi, dan bertaubat atas
dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit.
Memperingati orang bukan tabiatku, tapi diusiamu sekarang dan tetap
melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik dimata ALLAH.

Catatan : Jika kau benar2 menyayangiku , kau tak akan memberi surat ini
dengan siapapun



12 Ogo 2009

Setiap Wanita Itu Cantik

Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya "Mengapa engkau menangis?"

"Kerana aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti"

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa ibu suka menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis.

Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, "Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?"

Allah berfirman:



"Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan "
"Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya "
"Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh "
"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya "
"Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya "
"Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu"
"Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk dititiskan.. .
Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan bilapun ia perlukan."





"Kau tahu:

Kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, susuk yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya."
"Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, kerana itulah pintu hatinya




" tempat dimana cinta itu ada."



19 Jul 2009

Temuduga Terbuka





JAWATAN PELBAGAI
SEKTOR



Temuduga
TIPS,,
PASTI BERJAYA,,




Temuduga Sebagai : Calon Jenazah

SEMUA AKAN DIKEHENDAKI HADIR TANPA SEBARANG PENGECUALIAN


KEKOSONGAN JAWATAN:

A. Ahli Syurga Dari Awal.
B. Ahli Neraka Dari Awal.
C. Ahli Neraka Sementara Kemudian Akan Dilantik Jadi Ahli Syurga.

EMPAT GANJARAN LUMAYAN
(khas untuk jawatan A):
1. Nikmat kubur.
2. Perlindungan di Padang Mahsyar.
3. Keselamatan Meniti Titian Sirat.
4. Syurga yang kekal abadi.

TARIKH TEMUDUGA
:
Bila-bila masa bermula dari saat membaca iklan ini.

LOKASI TEMUDUGA
:
Di dalam kubur (alam barzakh).

KELAYAKAN
:
Anda tidak perlu bawa siji-sijil,termasuk sijil saham termasuk saham Internet.
Anda tidak perlu bawa pingat , Mercedes mata belalang atau kad kredit.
Anda tidak perlu bawa wang atau harta serta emas yang anda kumpul.
Anda tidak perlu berparas rupa yg cantik, hensem atau berbadan tegap atau seksi.
Sila bawa dokumen asal iaitu : Iman dan Amal serta sedekah jariah sebagai sokongan.

PANEL/PENEMUDUGA
:
Mungkar dan Nakir.


ENAM SOALAN BOCOR
:
1. Siapa Tuhan anda?
2. Apa Agama anda?
3. Siapa Nabi anda?
4. Apa Kitab anda?
5. Di mana Kiblat anda?
6. Siapa Saudara anda?


CARA MEMOHON
:
Anda cuma perlu menunggu penjemput yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda pada bila-bila masa saja (mungkin sekejap lagi). Ia akan berlembut kepada orang-orang tertentu dan akan bengis kepada orang-orang tertentu.


Ia diberi nama Izrail.

TIPS UNTUK BERJAYA DALAM TEMUDUGA TERTUTUP INI
:
Hadis Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud begini:

Sabda Rasulullah S.A.W:

'Sesungguhnya apabila jenazah seseorang itu diletakkan di dalam kuburnya, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara (terompah kasut) orang-orang yang menghantarnya ke kubur pada saat mereka meninggalkan tempat itu. Jika mayat itu seorang muslim, maka solat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup di dunia akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan disebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan daripada sedekahjariah, silaturrahim, perkara kebajikan dan ihsan diletakkan dihujung dua kakinya.' Ia akan didatangi malaikat dari aras kepala, maka solat itu berkata kepada malaikat : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah kesebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya : dari arasku tidak ada jalan masuk.

Kemudian di datangi dari arah kedua hujung kakinya dan berkatalah amal-kebajikan : di bahagianku tidak ada jalan masuk. Maka malaikat berkata kepadanya : Duduklah kamu. Kepadanya (mayat) memperlihatkan matahari yang sudah mula terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu : Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepadanya? Maka berkata mayat itu : Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Maka berkata malaikat : Sesungguhnya engkau akan mengerjakan solat (boleh saja solat) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanya ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki -laki (Muhammad) yang kamu dahulu sentiasa bercakap tentangnya; dan bagaimana penyaksian kamu kepada nya? Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu ialah! Nabi Muhammad S.A.W dan aku naik saksi bahawa nabi Muhammad saw itu ialah pesuruh Allah yang membawa kebenaran daripada Allah Subhanahu Wata'ala. Maka malaikat berkata kepada mayat itu : Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula diakhirat insya'Allah. Kemudian dibuka baginya satu pintu syurga, maka dikata padanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah bagi kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambahlah gembira mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya'.

Sila war-warkan tawaran jawatan kosong ini kepada semua sahabat..

Wallahu-a'lam. Semoga berjaya dalam temuduga ini.




9 Jul 2009

Sejarah Ayat Kursi

Ayat ini diturunkan setelah hijrah. Semasa penurunannya ia
telah diiringi oleh beribu-ribu malaikat kerana kehebatan dan
kemuliaannya. Syaitan dan iblis juga menjadi gempar kerana adanya satu
perintang dalam perjuangan mereka. Rasullah s. a. w. dengan segera
memerintahkan Zaid bt sabit menulis serta menyebarkannya.


Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan khusyuk setiap kali
selepas sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali keluar
masuk rumah atau hendak musafir, InsyaAllah akan terpeliharalah dirinya
dari godaan syaitan, kejahatan manusia, binatang buas yang akan
memudaratkan dirinya bahkan keluarga, anak-anak, harta bendanya juga
akan terpelihara dengan izin Allah s. w. t.

Mengikut keterangan dari kitab"Asraarul Mufidah" sesiapa mengamalkan membacanya setiap hari sebanyak 18 kali maka akan dibukakan dadanya dengan berbagai hikmah, dimurahkan rezekinya, dinaikkan darjatnya dan diberikannya pengaruh sehingga semua orang akan menghormatinya serta terpelihara ia dari segala bencana dengan izin Allah. Syeikh Abu Abbas ada menerangkan, siapa yang membacanya sebanyak 50 kali lalu ditiupkannya pada air hujan kemudian diminumnya, InsyaAllah Allah akan mencerdaskan akal fikirannya serta Fadhilat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-Hadis Rasullullah
s. a. w. bersabda bermaksud:


"Sesiapa pulang ke rumahnya serta membaca ayat Kursi, Allah
hilangkan segala kefakiran di depan matanya."

Sabda baginda lagi;

"Umatku yang membaca ayat Kursi 12 kali pada pagi Jumaat,
kemudian berwuduk dan sembahyang sunat dua rakaat, Allah memeliharanya
daripada kejahatan syaitan dan kejahatan pembesar."

Orang yang selalu membaca ayat Kursi dicintai dan dipelihara
Allah sebagaimana DIA memelihara Nabi Muhammad. Mereka yang beramal
dengan
bacaan ayat Kursi akan mendapat pertolongan serta perlindungan
Allah daripada gangguan serta hasutan syaitan. Pengamal ayat Kursi juga,
dengan izin Allah, akan terhindar daripada pencerobohan pencuri. Ayat
Kursi menjadi benteng yang kuat menyekat pencuri daripada memasuki
rumah. Mengamalkan bacaan ayat Kursi juga akan memberikan keselamatan
ketika dalam perjalanannya. Ayat Kursi yang dibaca dengan penuh khusyuk,
Insya-Allah, boleh menyebabkan syaitan dan jin terbakar. Jika anda
berpindah ke rumah baru maka pada
malam pertama anda menduduki rumah itu eloklah anda membaca ayat Kursi 100 kali, insya-Allah mudah-mudahan anda sekeluarga terhindar daripada gangguan lahir dan batin. Barang siapa
membaca ayat Al-Kursi apabila berbaring di tempat tidurnya, Allah
mewakilkan 2 orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.


Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang
Fardhu, ia akan berada dalam lindungan Allah hingga sembahyang yang
lain. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, tidak
menegah akan dia daripada masuk syurga kecuali maut, dan barang siapa
membacanya ketika hendak tidur, Allah memelihara akan dia ke atas
rumahnya, rumah jirannya & ahli rumah2 di sekitarnya. Barang siapa
membaca ayat Al-Kursi diakhir tiap-tiap sembahyang Fardhu, Allah
menganugerahkan dia hati-hati orang yang bersyukur perbuatan2 orang yang
benar, pahala nabi2 juga Allah melimpahkan padanya rahmat. Barang siapa
membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah mengutuskan
70,000 Malaikat kepadanya, mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya. Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang Allah azza wajalla akan mengendalikan pengambilan rohnya dan ia adalah seperti orang yang berperang bersama nabi Allah sehingga mati syahid. Barang siapa yang membaca ayat al-Kursi ketika dalam kesempitan nescaya Allah berkenan memberi pertolongan kepadanya Dari Abdullah bin 'Amr r. a. , Rasullullah s. a. w. bersabda,

" SAMPAIKANLAH PESANKU BIARPUN SATU AYAT...."




26 Jun 2009

Kenapa Menolak Sedangkan Dia memberi?

Bismillah...
Selawat dan salam keatas junjungan besar, Muhammad Rasulullah...

Maksud firman Allah S.W.T :
"Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Az-Zumar : 53



Siapa yang sentiasa menolak dan siapa pula yang sentiasa memberi?

Mahu saya ertikan disini sang memberi itulah Allah dan sang penolak itulah manusia. Angkuh sungguh bukan sang penolak itu, angkuh? Kenapa angkuh pula? Sedangkan apa yang diberi dan apa yang ditolak itupun saya belum jelaskan. Sabar. Jangan menghukum tanpa ilmu, jangan menyerang sebelum menerang. Izinkan.

Setiap yang bergelar manusia pastinya tidak mungkin melarikan diri dari suatu hakikat, KESILAPAN! Mana mungkin kita tidak tersilap, mana mungkin kita tidak terlupa, sedangkan Rasulullah S.A.W sendiri memungkinkan diri baginda tersilap, apatah lagi kita insan biasa yang cacamarba ini.

Ah, tentu sekali sehari hari bergelumang dengan kesilapan, besar atau kecil sama saja kelakuannya, si kecil dengan kesilapan kecilnya si besar dengan kesilapan besarnya, begitulah selanjutnya. Beruntai untai kesalahan dan kesilapan. Mahu menghitung? Silakan...

Apa pula jadinya dengan
MENOLAK dan MEMBERI tadi? Begini lanjutannya.

Pasti pernah bukan, setelah melakukan suatu kesilapan atau kesalahan. Terasa berat dan besarnya beban dosa yang dipikul bagai memikul dunia seisinya, pernah rasa begitu? Pernah terasa kesilapan yang dilakukan bagai tiada sudahnya?

Bagai memikul satu junjungan dosa di atas kepala dan ditayang-tayang pula kepada semua. Semua melihat kejelikan kita. SEMUA!

Atau pernah menangis pada zahirnya diikuti tangis hati pula, menyalah-nyalahkan diri atas kelemahan sendiri. Menyendiri, sendirian merintih sayu, tiada lagi tempat mengadu, tiada lagi tempat berpaut, tiada lagi tempatku di dunia. Mahu kemana? Terjun bangunan 44 tingkat? Silakan. Jika sudah bosan membaca.

QURRA' sekalian. Pernah atau tidak merasa begitu? Atau tidak pernah? Tidak? Jika tidak jawapannya, maka silakan segera mencari 'RASA' itu kerana dengan 'RASA' itulah dapat menunjukkan kalian masih punya hati dan jiwa. Menunjukkan kalian masih dengan ayat-ayat NYA.

Maksud firman Allah :
"Yang melihatmu semasa engkau berdiri (mengerjakan sembahyang), Dan (melihat) gerak-gerimu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui."
As-Shu'araa : 218 - 220

Begitu saja? Dengan punya rasa begitu sudah cukup? Merintih-rintih sendiri di balik pintu sambil menyalahkan diri? Membawa perasaan pilu seolah-olah tiada siapa yang mahu menjeling kearah kita. Apakah betul dengan punya rasa begitu kita sudah cukup untuk dikira hambanya yang patuh?

Kalau ditanya dengan kelakuan itu menunjukkan kalian masih punya rasa jawapannya ya! Tapi kalau begitu kelakuannya, kalian boleh digelar insan yang punya rasa dan sudah berputus asa...:)
Mungkin amat besar kesilapan dan kesalahan yang pernah kita kerjakan, mungkin juga kecil. Tetapi ingatlah teman yang saya kasihi dan ingatan kepada diri sendiri jua, jangan sesekali berputus asa dari rahmat Allah! DIA masih lagi tidak lekang dalam MEMBERI. Kenapa kita mahu MENOLAKnya? Rahmat dah kasihNya tidak pernah lekang untuk kita teman, cuma kita saja yang seringkali menolak dan terus menolak.

Alangkah rugi menolak anugerah. Sebesar mana pun kesilapan dan kesalahan, ingatlah DIA masih lagi tidak lokek dalam MEMBERI.

Maksud sabda Rasulullah SAW :

"Sesungguhnya Allah SWT malu membiarkan hambaNya kembali dengan tangan hampa, ketika seorang hamba berdoa kepada tuhannya."
HR Abu Daud, Tirmizi dan Ibnu Majah


Alangkah manisnya bait-bait kata itu, tidakkah QURRA' sekalian dapat merasa akan kemanisan itu. Alangkah bersifat MEMBERI-nya sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Adakah kita tidak sudi mendapatkan pemberian dariNya? Mahu apa? Keampunan, kesejahteraan? Hadapkanlah sepenuh pengharapan dan keyakinan kepadaNya wahai teman! insyaAllah...

Maksud firman Allah SWT :

"Berdoalah kamu kepadaKu nescaya aku perkenankan doa permohonan kamu."
Ghafir : 60

Janganlah terlalu terbawa bawa kesedihan dan duka lara itu, bergembiralah dengan janji Allah, yakinlah, pohonlah padaNya. Jangan sesekali berputus asa dari rahmatNya kerana itu perbuatan sia2 membawa murka. Jangan begitu QURRA' sekalian, mengapa mahu MENOLAK sedangkan DIA MEMBERI?

Kesedihan yang datang itu pastinya kerana melengkapi fitrah sebagai manusia yang masih punya rasa, tetapi jangan jadikan ia sebagai ratapan rutin yang sia-sia. Kuatkan dan tabahkan diri, NurNya ada dimana mana. Segelap mana pun bahagian diri ini pasti NurNya akan menyinggahi diri selagi masih ada mahu memperolehnya.

Jangan biarkan diri menjadi sang putus asa yang tidak punya rasa, tinggalkan duka lara itu dan pohonlah padaNya dengan keyakinan yang teguh. Pasakkan betul keimanan nan utuh agar tidak lagi terumbang ambing di ulit ombak perasaan.
Maksud firman Allah SWT :
"Katakanlah (wahai Muhammad): Wahai hamba-hambaKu yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan-perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa; sesungguhnya Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Az-Zumar : 53

Teruskan meminta, sesungguhnya Allah merindui rintihan hamba-hambaNya bahkan murka kepada si hamba yang tidak mahu meminta, sedarlah hakikat diri sebagai hamba dan sedarlah hakikat Yang Maha Kuasa itu punya sifat MEMBERI yang tiada tolok bandingnya.

Usah lagi meratap kesalahan dan kesilapan sampai membawa mudarat diri, bangkitlah menuju fasa baru kehidupan yang lebih bermakna. Usah MENOLAK lagi!
Sujud dan pohonlah kepadaNya. Pasti DIA MEMBERI!

wallahu'alam



3 Jun 2009

Berhati-hatilah Dengan Surah Rekaan Ini


Yang pasti....... ...... ini bukan ayat al-Quran......
Semoga kita semua berhati2 jangan sampai terbeli dan digantung di rumah kita.

Sebarkan dan maklumkan kepada semua saudara2 kita.
Tolong Baca.Jangan biarkan kita di perbodohkan oleh org2 KAFIR
Perhatian Kalau ternampak penghujungnya ditulis
"Surah Injilu Matay"(Terus reject)
Assalammualaikum Al Muslimin dan sahabat-sahabat semua.....
Sila baca dan edarkan kepada sesiapa yang tidak lagi tahu mengenai ini...
Itulah agenda Kristian, maka berhati-hatilah. .... Jangan terpedaya pada
rupanya sahaja tetapi tengok dan selidikilah isinya juga... tengok
keseluruhan. Memang ianya nampak cantik sekiranya dibuat untuk
menghiasi dinding rumah, Hhmm.... sekali pandang macam ayat/kalimah
Al-Quran..... ...sebenar ayat Bible.



27 Mei 2009

Bacalah KalamNya


Amalam membaca Al-Quran adalah salah satu daripada ciri-ciri budaya Islam yang sewajarnya dilakukan sepanjang masa dan sepanjang hayat.Bukan sahaja pahala dan fadhilat yang kita perolehi,malahan ia menjadi salah satu syi'ar agama Islam yang dapat dilihat dan dicontohi oleh orang-orang bukan Islam.Semakin hari kita seolah-olah telah kembali ke zaman jahilliyah.Jika dilihat sekeliling hanya segelintir yang betul-betul menghayati dan mentaati suruhanNya.Sudahlah begitu kadang-kala penampilan Islamik yang ditonjolkan,seringkali dipandang seolah-olah kita begitu asing dinegara yang digelar 'Negara Islam' ini.Ada juga yang masih alpha sibuk mengejar dunia,namun akhirat ditinggalkan.Sibuk mengejar kekayaan yang sementara.Apa yang ditakuti kini telah pun terjadi.

Rasulullah SAW didalam hadis nya bersabda:-

"Sesungguhnya hal-hal yang paling aku takutkan mengenai kamu semua ialah 2 perkara iaitu,mengikut hawa nafsu dan panjang angan-angan.Mengikut hawa nafsu itu dapat menutup kebenaran dan panjang angan-angan itu menyebabkan cinta kepada dunia".

Kini ia benar-benar terjadi.Terlalu ramai yang mengikut hawa nafsu,mengejar pangkat dan darjat hingga sanggup menutup kebenaran untuk kepentingan diri masing-masing.Keseluruhannya adalah kerana terlalu panjang angan-angan dan disebabkan panjang angan-angan inilah kita menjadi si pencinta dunia lalu seolah-olah membuang akhirat.

Wahai umat Islam yang dikasihi,usahlah kamu terlalu mengikut perasaanmu,hingga terlupa menyebut namaNya melalui kalam-kalam yang telah diturunkanNya.Belajar lah mengenaiNya melalui solat yang diwajibkan,di tambah lagi kemanisan solat itu dengan solat sunat dengan melakukan Qiya Mulai.Lalu kamu susuri pula dengan membaca Al-Quran yang di turunkan kepada Muhammad nescaya kamu tidak akan sesat.Bahkan kamu akan rasa dibimbing menuju cahaya cintaNya.

-Lembutkanlah lidahmu dengan membaca Al-Fatihah untuk membaiki hati yang gundah.
Diantara fadhilat indahnya
*mendapat pahala seperti membaca sepertiga Al-Quran.
*Al-Fatihah adalah untuk apa yang dimaksudkan dalam bacaannya.Maka hayatilah pengertiannya.
*Untuk memohon sesuatu hajat yang baik kepada Allah SWT,baca 41 kali setiap hari,waktunya diantara solat sunat Subuh dan solat Fardhu Subuh.

-Ikhlas kan hatimu membaca A-Baqarah agar syaitan tidak singgah kerumah lalu memanah kata nan indah bersulam dusta.

Sabda Rasulullah SAW
'Sesungguhnya setiap sesuatu itu mempunyai bonggol.Dan bonggol Al-Quran adalah surah Al-Baqarah.Sesiapa yang membacanya pada malam hari dirumahnya,syaitan tak akan masuk ke rumahnya selama tiga malam.Dan sesiapa yang membacanya pada siang hari,syaitan tak akan masuk kerumahnya selama tiga hari.(Riwayat Ibnu Hibban)

-Hindarilah kamu dari fitnah Dajjal yang keji dengan membaca surah Al-Kahfi

Imam Ahmad berkata:"Daripada Abi Darda'daripada Nabi(SAW),baginda telah bersabda
'Sesiapa yang menghafaz sepuluh ayat daripada permulaan surah Al-Kahfi.Maka terhindar daripada Dajjal.(Riwayat Muslim,Abu Daud,Al-Nasa'i,Al Tarmizi daripada Qatadah)

-Mohonlah keampunan disulami dengan membaca surah Yassin
Daripada Abdullah berkata:Rasulullah SAW telah bersabda

'Sesiapa yang membaca yassin pada waktu malam untuk mendapat keredhaan Allah SWT,maka akan diberi keampunan baginya(HR.Ibnu Katsir)

Lalu bacakan lah pula Surah Ad-Dukhan

Daripada Abi Hurairah r.a. berkata:Nabi SAW telah bersabda

'Sesiapa yamg membaca surah"Haamin Ad-Dukhan" pada waktu malam,maka esoknya tujuh puluh ribu malaikat akan meminta ampun baginya'.(HR Ibnu Katsir)

Tambahi lah dengan membaca surah Al-Mulk

Daripada Abi Hurairah r.a. berkata:Nabi SAW telah bersabda

'Sesungguhnya didalam Al-Quran ada tiga ayat memberi syafaat kepada pembacanya hingga diberi keampunan untuknya iaitu surah Al-Mulk"(Tabaraakal-Lazi)"


-Jika kamu tidak mahu miskin lalu rajinkan lah kamu membaca Surah Al-Waqiah

Usman berkata:"Sesungguhnya saya dengar Rasulullah SAW bersabda

'Sesiapa membaca surah 'Al-Waqiah'tidak akan jadi miskin selama-lamanya.

-Inginkah kamu mati didalam syahid amalkan lah surah Al-Hasyar

Daripada Fadhil Ibnu Yassar Al-Muzani r.a.berkata:Nabi SAW telah bersabda

'Sesiapa membaca keika bangkit subuh 'A'uuzubillahis-Sami'il-a'limi-Minas Syaitanir-rajim'
kemudian membaca tiga ayat akhir surah Al-Hasyar maka Allah SWT mewakilkan 70 malaikat berselawat atasnya hingga petang.Begitu juga waktu petang dan jika dia meninggal hari itu dikira mati syahid.

Lapangkanlah dadamu dengan menghafal Asma'ul Husna

Daripada Abi Hurairah r.a. berkata:Rasulullah SAW telah bersabda

'Sesungguhnya Allah SWT mempunyai sembilan puluh sembilan nama,iaitu seratus kurang satu,sesiapa yang menghafalnya seluruhnya masuklah ia ke syurga.(HR Bukhari)

Semoga kita punya jiwa yang mahu mengubah segalanya yang terbaik.Usahlah dikejar kebaikan didunia sahaja kerana ia selalu membawa bencana bila kita tidak tahu mengemudikannya.Seimbangkanlah ilmu dunia mu dan ilmu akhirat sesungguhnya itulah yang paling baik.

Ingin sekali diperingatkan bahawa bukanlah surah-surah diatas ini sahaja mempunyai fadhilat tertentu atau istimewa,bahkan semua surah di dalam Al-Quran mempunyai fadhilatnya yang tersendiri.Lalu bukakan lah mindamu untuk memahami dan mendalami setiap apa yang terkandung didalamnya.Moga kita diberi petunjuk.

PAKAIAN HATI IALAH KEIKHLASAN
PAKAIAN LIDAH IALAH KEBENARAN
PAKAIAN FIKIR IALAH KEBIJAKSANAAN
PAKAIAN RASA IALAH KEINSAFAN
PAKAIAN HAMBA IALAH PENGABDIAN
PAKAIAN BATIN IALAH KESUCIAN
PAKAIAN HIDUP IALAH KETAKWAAN


26 Mei 2009

Bagaimanakah Rupanya Neraka?




Jika kita boleh melihat sendiri keadaan api neraka itu,pasti kita akan berasa insaf dan tidak lagi melakukan perkara yang boleh mendekatkan kita kepadanya.Walaupun sudah ditunjukkan imej matahari yang diperolehi oleh
Royal Swedish Academy Of
Science pada 14 nov 2002 melalui Swedish Solar Telescopepada jarak dekat iaitu 5000 km dari matahari.Kita tidak dapat membayangkan bagaimana pula keadaan api neraka kelak.Wahai teman-temanku insaflah selagi kita diberi masa untuk bertaubat.Jauhilah perkara-perkara terlarang.
" Wahai orang-orang yang beriman. Jagalah dirimu, keluargamu daripada
api neraka. Bahan-bahan bakarnya adalah manusia dan batu-batu. Sedangkan
penjaganya itu adalah para malaikat yang gagah lagi bengis. mereka tu
tidak menderhakai Alah, mereka itu melakukan apa saja yang diperintahkan
kepadanya". At-Tahrim ayat
6

Neraka merupakan api yang sangat panas, berjuta kali ganda panasnya
berbanding dengan api didunia ini. Sekiranya jatuh serpihan api neraka walaupun sebesar zarah maka hancurlah dunia ini.

Baginda Rasulullah saw bersabda yang bermaksud:

" Dinyalakan neraka itu seribu tahun bewarna merah, seribu tahun
bewarna putih dan kadang-kadang bewarna hitam putih. Seribu tahun bewarna
hitam". (Hadis riwayat Tirmidzi)

Salman Al Farisi berkata:

" Apabila neraka itu bewarna hitam, maka
hitamnya itu lebih hitam daripada malam yang gelap gelita. Tiap-tiap
warna api neraka itu sama sahaja panasnya".

Hadis riwayat Muslim dari Ibnu Mas'ud ra berkata, Rasulullah saw
bersabda yang bermaksud:

" Panas api yang kamu nyalakan di dunia ini (termasuk matahari) hanya
sepertujuh puluh daripada panasnya api neraka di akhirat. Andai kata
sedikit sahaja jatuh di dunia, nescaya mendidih air di laut kerana bahang
kepanasannya".

Api neraka kadang-kadang menjadi dingin apabila tiba musim
dingin. Dinginnya neraka lebih dngin daripada sesuatu yang paling dingin di
dunia ini sehingga berguguran daging-daging dari tubuh manusia.

Rasulullah saw pernah bersabda:

"Neraka itu pernah mengadu kepada
Tuhan-Nya dengan berkata yang bermaksud =
'Hai, Tuhanku. Aku telah memakan
satu-persatu dan Allah telah mengizinkan aku mempunyai dua nafas, satu
pada musim dingin dan satu lagi nafas pada musim panas. Kalau panas,
maka panasnya adalah jauh lebih panas berbanding di dunia. Jika ia
dingin, maka dinginnya itu adalah jauh lebih dingin daripada ' zamharir'.

Dalam hadis yang diriwayatkan Tirmidzi, namun ada yang mengatakan
hadis ini daif. Sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda:

" Adapun neraka itu gelap gelita, tidak ada lampu untuk meneranginya
kecuali api yang menyala-nyala. Neraka itu mempunyai tujuh pintu dan
tiap-tiap pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu bukit. Tiap-tiap bukit itu
mempunyai tujuh puluh ribu cabangnya".

Dalam hadis yang lain dinyatakan bahawa ia terdiri daripada tujuh
pintu. Ini bererti tujuh tingkat. Oleh kerana tiap-tiap tingkat itu
mempunyai satu pintu, maka setiap tingkat mempunyai satu pintu menurut dalam
Al-Quran dan hadis iaitu: Neraka jahannam, Luzza, Hathamah, Sair, Sayu,
Jahim dan Hawiyah.



Semoga kita terhindar dari kepanasan api neraka.Selain dari melakukan perkara wajib untuk menghindari seksaan api neraka ini,kita perbanyakkan lah sedekah.Sedekah juga mampu menghindarkan kita dari perkara yang mendatangkan kecelakaan.Oleh kerana apabila kita sedekah niat kerana Allah SWT pasti orang yang mendapat derma dari kita itu mendoakan yang baik-baik untuk kita,insyaAllah.


Sesungguhnya yang baik itu datangnya dari Allah SWT
Dan yang tidak baik itu adalah dari diri kita sendiri.


25 Mei 2009

Haram Bersentuhan Bukan Mahram



Baginda Rasulullah SAW:-
"Dan seseorang yang bersentuh dengan babi yang berlumuran dengan busuk lebih baik daripada bersentuhan dengan bahu wanita yang tidak halal baginya."(Riwayat Al-Tarmizi)


PENJELASAN TERHADAP FAHAMAN SYIAH

Tujuan sy meletakkan maksud dan segala tentang fahaman syiah ini adlh untuk bacaan para pbaca yg kurang mengerti ttg ini..


2-LATAR BELAKANG
2.1. Syiah di Malaysia merupakan satu kelompok pecahan dari umat Islam yang merangkumi lebih kurang 10% dari seluruh umat Islam di dunia1. Golongan Syiah ini berpecah kepada beberapa kumpulan. Tetapi di dalam buku penjelasan ini hanya disebut tiga (3) kumpulan yang terbesar iaitu:
i. Syiah Imam Dua Belas (ja'fariyah)
Kumpulan ini merupakan golongan Syiah yang terbesar di Iran dan merangkumi hampir 60% daripada penduduk Iraq. Golongan ini juga menjadi kumpulan minoriti di beberapa buah negara seperti Pakistan, Afghanistan, Lebanon dan Syria.
ii. Syiah Zaidiyah
Kumpulan yang dikenali dengan nama Syiah Imam Lima ini berkembang di Yaman dan hampir 40% daripada penduduk negara tersebut adalah pengikut Syiah Zaidiyah*.
iii. Syiah Ismailiyah
Kumpulan ini mempunyai Imam Tujuh dan pengikutnya dianggarkan seramai 2 juta orang. Kumpulan ini sekarang berpusat di India dan bertaburan di sekitar Asia Tengah, Iran, Syria dan Timur Afrika1.

Di Malaysia terdapat tiga (3) kumpulan Syiah yang berkembang semenjak beberapa tahun yang Ialu iaitu:
i. Syiah Taiyibi Bohra (Dawood Bohra)
Kumpulan ini berasal dari India dan di Malaysia ia dikenali dengan golongan yang memiliki Kedai Bombay. Kumpulan yang berpusat di daerah Kelang ini mempunyai tanah perkuburan dan masjidnya sendiri dan pengikutnya dianggarkan seramai 200 hingga 400 orang (tahun 1996).

(1 Fakta ini dipetik dari buku "The Concise Encylopedia of Islam" oleh Cyril Glasse th.1989 hal. 364-365. Mengikut statistik Bahagian Penyelidikan Jabatan Perdana Menteri, Syiah di negeri Iraq ialah 49%.)
ii. Syiah Ismailiah Agha Khan.
Kumpulan yang dikenali dengan nama Kedai Peerbhai ini bergerak di sekitar Lembah Kelang. Jumlah pengikut tidak diketahui tetapi bilangannya lebih kecil dari kelompok Bohra.
iii. Syiah Ja'fariyah @ Imamiah Ithna Assyariyyah (Imam Dua Belas)
a) Kumpulan Syiah ini dipercayai mula bertapak di Malaysia selepas kejayaan Revolusi Iran pada tahun 1979. Pengaruh ajaran dan fahaman kumpulan ini menular ke negara ini melalui bahan-bahan bacaan dan orang perseorangan sama ada yang berkunjung ke Iran atau yang datang dari Iran.

b) Fahaman Syiah ini bertambah meruncing apabila beberapa orang pensyarah universiti tempatan telah memainkan peranan untuk menyebarkan fahaman Syiah Ja'fariyah secara serius kepada para pelajar di Institut Pengajian Tinggi.

c) Beberapa buah kitab utama Syiah telah dijadikan bahan rujukan dan sebahagiannya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Malaysia, antaranya:

i) Kasyf al-Asrar
Oleh: Ayatullah al-Khomeini

ii) AI-Hukumah al-Islamiah
Oleh: Ayatullah al-Khomeini

iii) Al-Sabah Min al-Salaf
Oleh: Ayatullah al Murtadza az- Zubaidi

iv) AI- Usul Min al-Kaft
Oleh: al-Sheikh Muhammad bin Yaacob al-Kulaini (thn. 1338H)

v) Tahrir al- Wasilah
Oleh: Ayatullah al-Khomeini

vi) Al-Murajaat
Oleh: al-Sheikh Abdul Husin Syarafuddin al-Musawi

vii) Peshawar Nights
Oleh: al-Sayyid Muhammad Rais al-Wahidin

viii) Mafatih al-jittan
Oleh: Sheikh Abbas al-Qummi

ix) Minhaj Kebenaran dan Pendedahannya (Fiqh Lima Mazhab di antara Nas dan ljtihad)
Oleh: al-Hasan bin Yusuf al- Mutahhar al-Hulliyy, diterjemahkan oleh Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim (thn. 1993)

x) Mengapa Aku Memilih Ahlul Bait a.s?
Oleh: Syeikh Muhammad Mar'i al-Amin al-Antaki - diterjemah oleh Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim (thn. 1993)

xi) Al-Sahabah
Oleh: Haidar

xii) Ahlu al-Bait
Oleh: Dr. Mahfuz Mohamed

Pengaruh fahaman Syiah ini kian menular ke negeri-negeri di Semenanjung Malaysia, antaranya Kelantan, Johor, Perak, Wilayah Persekutuan dan Selangor. Di Malaysia, pengikut kumpulan ini dianggarkan antara 300 hingga 500 orang.

Antara gejala-gejala Syiah yang timbul akibat dari fahaman dan ajaran Syiah ini ialah:

i. Adanya usaha menghantar pelajar-pelajar melanjutkan pelajaran ke Iran.

ii. Wujudnya kes kahwin Mut'ah

iii. Meluasnya penyebaran buku-buku Syiah

iv. Wujudnya sokongan dari golongan tertentu kepada pengaruh Syiah terutama golongan ahli politik.

v. Wujudnya kesamaran dan keraguan orang ramai terhadap ajaran dan pegangan Islam yang sebenar, contohnya dalam aspek perkahwinan, pengkebumian dan sebagainya.

3. PENYELEWENGAN FAHAMAN SYIAH
Ajaran dan fahaman Syiah adalah bercanggah dan menyeleweng dari ajaran Islam dan menjadi ancaman kepada perpaduan ummah, keutuhan agama, perpaduan bangsa dan keamanan negara khususnya di Malaysia.

Fahaman dan ajaran ini perlu disekat keseluruhannya dari berkembang di Malaysia berdasarkan beberapa percanggahan yang terdapat di dalam fahaman tersebut sama ada dari sudut akidah, syariah dan pelbagai penyelewengan umum yang lain.

3.2.1 PENYELEWENGAN DARI SUDUT AKIDAH.
i. Khalifah Diwasiatkan Secara Nas
Syiah mempercayai imam-imam telah ditentukan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya secara nas. Ini dinyatakan dalam Kitab Aqaid al-Imamiah oleh ulama Syiah iaitu Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, hal. 78:
Terjemahannya:
Akidah Kami Tentang Imam Itu
Telah Sabit Secara Nas.

Kami (Syiah) beriktikad bahawa imam-imam seperti nabi tidak berlaku melainkan dengan nas daripada Allah S. W. T atau lisan Rasul atau lisan imam yang dilantik secara nas apabila ia hendak menentukan imam selepasnya. Hukum Imamah sama seperti nabi, tidak ada perbezaan. Orang ramai tidak boleh membuat hukum lain terhadap orang yang telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana mereka tidak mempunyai hak penentuan, pencalonan dan pemilihan kerana orang yang telah dilantik, telah mempunyai persediaan yang cukup untuk menanggung bebanan Imam dan memimpin masyarakat yang sudah pasti tidak boleh diketahui, kecuali dengan ketentuan Allah dan tidak boleh ditentukan, melainkan dengan ketentuan Allah. Kami mempercayai bahawa Nabi s.a.w. pernah menentukan khalifahnya dan imam di muka bumi ini selepasnya. Lalu baginda menentukan sepupunya Ali bin Abu Talib sebagai Amirul Mukmin pemegang amanah terhadap wahyu dan imam kepada semua makhluk di beberapa tempat. Baginda telah melantiknya dan mengambil baiah kepadanya untuk memerintah orang-orang Islam pada hari Ghadir, Ialu baginda bersabda: " Ketahuilah bahawa sesiapa yang aku telah menjadikannya ketua maka Alilah yang menjadi ketuanya. Wahai Tuhan, lantiklah orang yang menjadikan Ali sebagai pemimpin dan musuhilah orang yang memusuhinya dan tolonglah orang yang menolongnya dan hinalah orang yang menghinanya. Berilah kebenaran kepada Ali di mana ia berada".

Syiah mempercayai wasi Rasulullah s.a.w. ialah Saidina Ali. Kemudian Saidina Ali mewasiatkannya pula kepada anaknya Hasan dan Hasan mewasiatkannya pula kepada Hussain sehinggalah kepada Imam Dua Belas AI-Mahdi AI-Muntazar. la merupakan sunnah Allah kepada semua Nabi-nabi bermula daripada Nabi Adam sehinggalah kepada Nabi yang terakhir. Perkara ini disebutkan dalam Kitab Aslu Al-Syiah Wa Usuluha oleh Muhammad bin Husain Ali Kasyif al-Ghita', hal. 136:
Terjemahannya:
Maka kita hendaklah kembali kepada menyempurnakan hadith yang dipegang oleh Syiah Imamiah. Maka kami berkata, sesungguhnya Syiah Imamiah mempercayai bahawa Allah S. W. T tidak mengosongkan dunia daripada hamba yang dapat berhujah daripada kalangan nabi atau orang yang memegang wasiat yang nyata masyhur atau yang hilang tersembunyi. Nabi s.a.w. telah menentukan dan mewasiatkan kepada anak Saidina Ali iaitu Hasan dan Saidina Hasan mewasiatkannya pula kepada saudaranya Husain dan demikianlah kepada Imam Dua Belas iaitu Mahdi al-Muntazar. Ini merupakan sunnah Allah kepada semua nabi-nabi daripada Adam sehinggalah nabi yang terakhir.
ULASAN
Tidak terdapat nas dari al-Quran atau Hadith-hadith sahih yang j elas maksudnya bahawa Saidina Ali itu ditentukan sebagai khalifah selepas wafat Rasulullah s.a.w.

Oleh kerana itu, para sahabat telah bersetuju melantik Saidina Abu Bakar sebagai khalifah yang pertama sebaik sahaja wafat Rasulullah s.a.w. dan Saidina Ali pun sendiri telah bermubaya'ah dengan Saidina Abu Bakar.
ii. Imam adalah maksum
Syiah meyakini bahawa Imam-imam adalah maksum iaitu terpelihara daripada dosa kecil dan besar dari peringkat kanak-kanak sehinggalah meninggal dunia. Kedudukan mereka sama seperti Nabi-nabi. Pada iktikad mereka, Imam-imam tidak melakukan kesalahan dan tidak lupa. Imam adalah pemelihara syariat dan melaksanakan hukum-hukum. Perkara ini dijelaskan oleh Syeikh Mufid, salah seorang tokoh besar Syiah di dalam kitab Awail al-Maqalat yang dipetik oleh Muhamad Jawad Mughniah di dalam kitab al-Syiah Fi al-Mizan hal. 38.
Terjemahannya:
Ismah ialah suatu kekuatan yang menghalang tuannya daripada melakukan maksiat dan kesalahan, di mana ia tidak boleh meninggalkan yang wajib dan tidak boleh melakukan yang haram sekalipun ia mampu untuk berbuat demikian, jika tidak bersifat demikian nescaya ia tidak berhak mendapatpujian dan balasan. Dengan lain perkataan, yang dimaksudkan dengan maksum itu ialah mencapai had ketaqwaan yang tidak boleh dicapai oleh syahwat dan nafsu dan telah mencapai ilmu syariat dan hukum-hukumn a dan sampai ke martabat yang tidak mela'Kukan kesalahan sama sekali. Syiah Imamiah mensyaratkan dengan makna tersebut kepada imam-imam secara seinpurna sebagaimana disyaratkan kepada wali. Syeikh Mufid berkata di dalam kitab Awail al-Maqalat babperbincangan mengenai Imam-imam itu maksum. Imam-imam yang memiliki sifat-sifat maksum itu adalah sama dengan makam nabi dalam melaksanakan hukum-hukum dan menegakkan hudud dan memelihara syariat dan mendidik masyarakat. Mereka itu maksum sepertimana nabi yang bersifat maksum yang tidak harus melakukan dosa besar dan kecil dan tidak harus bagi mereka bersifat lupa terhadap sesuatu berhubung dengan agama bahkan mereka tidak lupa sesuatu tentang hukum. Sifat ini wujud kepada keseluruhan mazhab Syiah Imamiah, kecuali sedikit sahaja yang bersifat ganjil daripada mereka.

Hal ini juga dinyatakan dalam Kitab Aqaid al-Imamiah oleh Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, hal. 72:
Terjemahannya:
Akidah Kami Tentang Imam itu Maksum

Kami mempercayai bahawa imam-imam itu sepetti nabi-nabi, ia wajib maksum dan terpelihara daripada sifat-sifat yang buruk dan keji yang nyata dan yang tersembunyi, semenjak daripada kecil sehinggalah mati, sengaja atau lupa sebagaimana merekajuga terpelihara daripada sifat lupa, tersalah dan lain-lain. Kerana imam-imam itu merupakan pemelihara syariat dan orang-orang yang menegakkan hukum syariat. Keadaan mereka seperti nabi. Bukti yang mendorong kami berpegang bahawa Imam itu maksum ialah dalil yang mengatakan nabi-nabi itu maksum. Tidak ada perbezaan (di antara nabi dan imam).
ULASAN
Jelas terdapat dalam al-Quran dan Hadith-hadith sohih menyatakan bahawa yang maksum hanyalah para rasul dan anbia' sahaja. Oleh itu dalam hal-hal yang berkaitan dengan akidah, memerlukan kepada dalil-dalil yang qat'ie. Ini dijelaskan oleh ayat-ayat al-Quran seperti berikut yang bermaksud:

"Dan ia tidak memperkatakan (sesuatu yang berhubung dengan ugama Islam) menurut kemahuan dan pendapatnya sendiri. Segala yang diperkatakan itu (sama ada al-Quran dan Hadith) tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya. "

(An-Najm ayat 3 - 4)

"Demi sesungguhnya adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hati akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang)"

(AI-Ahzaab ayat 21)

"la memasamkan muka dan berpaling, kerana ia di datangi orang buta. Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui (tujuannya, wahai Muhammad). Barangkali ia mahu membersihkan hatinya (dengan pelajaran Ugama yang didapatinya daripadamu). Ataupun ia mahu mendapat peringatan, supaya peringatan itu memberi manfa'at kepadanya."

(Surah Abasa ayat 1-4)
iii. Ilmu Allah Berubah-ubah Mengikut Sesuatu Peristiwa Yang Berlaku Kepada Manusia (al-Bada')
Dari segi bahasa al-Bada' bermaksud lahir sesudah tersembunyi. Menurut akidah Syiah, al-Bada' ialah Allah mengetahui sesuatu perkara setelah berlaku peristiwa berkenaan yang sebelum itu dianggap tersembunyi daripada-Nya. Perkara ini j elas menganggap Allah itu j ahil atau tidak mempunyai ilmu yang meliputi. Ini amat jelas seperti yang disebutkan oleh al-Tabatabai dalam kitab al-Usul Min al-Kafi oleh al-Kulaini Juzu' 1 hal 146.

Terjemahannya:

"AI-Bada" ialah zahir perbuatan yang tersembunyi disebabkan ternyata tersembunyi ilmu kerana adanya maslahah. Kemudian diluaskan penggunaannya, maka kami maksudkan dengan al-Bada' itu ialah lahirnya setiap perbuatan yang sebelumnya itu adalah tersembunyi (daripada Allah S.W.T)".

Mengikut akidah Syiah, ilmu Tuhan itu akan berubah dan bersesuaian dengan fenomena baru. Tuhan akan berubah kehendak-Nya terhadap sesuatu perkara sesuai dengan keadaan yang berlaku. Hal ini dijelaskan dalam Kitab al-Usul Min al-Kafi, oleh al-Kulaini, Juzu' 1, hal. 146:

Terjemahannya;
Bab al-Bada'

Muhammad bin Yahya daripada Ahmad bin Muhamad bin Isa, daripada al-Hajjal daripada Abu Ishak Tha'labah daripada Zararah bin Ayun daripada salah seorang daripada keduanya a.s. katanya, "Tidak ada ibadat yang paling utama seperti al-Bada'. Di dalam riwayat daripada Ibn Abu Umair daripada Hisham bin Salim daripada Abdullah a.s., "Tidak ada perkara yang paling agung di sisi Allah seperti al-Bada'.

Ali bin Ibrahim daripada bapanya daripada Ibnu Abu Umar daripada Hisham bin Salim dan Hafs bin al-Bukhturi dan selain dadpada keduanya daripada Abu Abdullah a.s. katanya mengenai ayat ini maksudnya; "Allah menghapuskan apa yang ia kehendaki dan menetapkan apa yang Ia kehendaki".

Sebagai contoh kepada pengertian al-Bada', An-Naubakhti menyebut bahawa Ja'far bin Muhammad Al-Baqir telah menentukan anaknya Ismail sebagai imam secara nas semasa hidupnya lagi. Tetapi ternyata kemudiannya Ismail meninggal dunia, sedangkan bapanya Ja'far bin Muhammad al-Baqir masih hidup, katanya:

Terjemahannya:

"An-Naubakti menyebut bahawa Jafar bin Muhammad al-Baqir telah menentukan anaknya Ismail sebagai imam semasa beliau masih hidup. Tiba-tiba Ismail mati Iebih dahulu daripadanya, maka Jafar berkata, "Tidak ternyata kepada Allah mengenai sesuatu perkara sebagaimana tersembunyi kepada-Nya mengenaiperistiwa anakku Ismail".

(Kenyataan ini dipetik daripada kitab Fatawa Min Aqaid al-Syiah oleh Muhamad Umar Ba Abdillah hal. 15)
ULASAN
Pendapat yang mengatakan ilmu Allah berubah-ubah mengikut peristiwa yang berlaku kepada manusia adalah bertentangan dengan al-Quran al-Karim yang menyebut bahawa Allah mengetahui secara terperinci dan menyeluruh sepertimana yang dijelaskan oleh ayat-ayat berikut yang bermaksud:

"Allah mengetahui pengkhianatan (keserongan dan ketiadaan jujur) pandangan mata seseorang. Serta mengetahui akan apa yang tersembunyi di dalam hati."

(Surah al-Mukmin ayat 19)

Sesungguhnya Allah tidak tersembunyi kepada-Nya sesuatupun yang ada di bumi dan juga yang ada di langit".

(Surah A-li Imran ayat 3)

"Dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib, tiada sesiapa yang mengetahuinya melainkan Dialah sahaja dan Ia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut dan tidak gugur sehelai daunpun melainkan In mengetahuinya dan tidak gugur sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak gugur yang basah dan yang kering melainkan (semuanya) ada tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuz) yang terang nyata."

(Surah al-An'am ayat 59)

"Demi TuhanKu yang mengetahui segala perkara yang ghaib, hari kiamat itu sesungguhnya akan datang kepada kamu. Tidak tersembunyi datipengetahuan-Nya barang seberat debu yang ada di langit atau di bumi dan tidak ada yang lebih kecil day! itu atau yang lebih besar melainkan semuanya tertulis di dalam kitab yang terang nyata. "

(Surah Saba'ayat 3)

"Allah yang menjadi tumpuan sekalian makhluk untuk memohon sebarang hajat"

(Surah al-Ikhlas ayat 2)
iv. Kemunculan Semula Imam Mahdi Dan Kumpulan Orang Yang Telah Mati Untuk Memberi Keadilan (ar-Raj'ah)
Mengikut akidah Syiah bahawa golongan Syiah dikehendaki mempercayai bahawa Allah S.W.T. akan menghidupkan semula orang-orang yang telah mati ke dunia ini bersama-sama Imam Mahdi untuk menghukum orang-orang yang telah melakukan kezaliman. Mereka terinasuk para sahabat Rasulullah seperti Saidina Abu Bakar, Omar, Uthman, Aisyah, Hafsah, Muawiyah dan lain-lain. Fakta ini dijelaskan dalam Kitab Aqaid al-Imamiah oleh al-Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, hal. 83.
Terjemahannya;
Akidah Kami Tentang Raj'ah

"Sesungguhnya pendapat Syiah Imamiah tentang Rajlah itu ialah kerana mengambil daripada Ahli Bait a.s., di manaallah S. W. E akan mengembalikan sesuatu kaum yang telah mati ke dunia ini di dalam bentukyang asa4 Ialu sebahagian daripada golongan memuliakan satu puak dan menghina satu puak yang lain dan ia menunjukkan mana golongan yang benar dan mana golongan yang salah dan menunjukkan golongan yang melakukan kezaliman. Peristiwa ini berlaku ketika bangunnya Mahdi keluarga Nabi Muhammad s.aw. dan tidak kembali ke dunia ini kecuali orang yang tinggi darjat imannya ataupun orang yang paling jahat. Kemudian mereka akan mati semula. Begitulah juga dengan orang-orang yang selepasnya sehinggalah dibangkitktin semula dan mereka akan menerima pahala atau siksaan. Sebagaimana Allah S.W.T menceritakan dalam al-Quran al-Karim, di mana orang-orang yang akan dikembalikan di dunia ini bercita-cita untuk kembali ke dunia, sedangkan mereka itu tidak boleh kembali lagi ke dunia ini. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah bahawa mereka akan kembali ke dunia ini kali ketiga dengan harapan mereka dapat berbuat kebaikan."

Firman Allah yang bermaksud..

" Mereka berkata, wahai tuhan kami engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali, lalu kami mengakui dosa-dosa kami, maka adakah jalan keluar (daripada neraka?)"

(Surah al-Mukmin ayat 11)
ULASAN
Konsep raj'ah Syiah ialah mereka mempercayai Allah akan menghidupkan semula Ahli Bait dan Imam-imam mereka untuk menghukum para sahabat Rasulullah s.a.w. yang dianggap telah melakukan kezaliman. Kemudian mereka mempercayai orang-orang yang telah dihukum ini akan mati semula dan akan menerima pembalasan daripada Allah S.W.T. Ini berdasarkan firman Allah surah al-Mu'min ayat 11 yang bermaksud:

"Mereka menjawab; Wahai Tuhan kami Engkau telah menjadikan kami berkeadaan mati dua kali dan telah menjadikan kami bersifat hidup dua kali, maka kami (sekarang) mengakui akan dosa-dosa kami. Oleh itu adakah sebarang jalan untuk (kami) keluar (dari neraka)?"

Sebenarnya ayat ini menjelaskan dialog di antara orang-orang kafir dengan Allah S.W.T. di akhirat di mana mereka ingin mencari jalan keluar daripada seksaan api neraka dengan memohon kepada Allah supaya diberi peluang hidup semula ke dunia, mereka mengaku dan insaf terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan dahulu. Pengertian ini diperkukuhkan melalui firman Allah yang bermaksud:

"Bagaimana kamu tergamak kufur (mengingkari) Allah padahal kamu dahulunya mati (belum lahir) kemudian Ia menghidupkan kamu, setelah itu Ia memati;L-an kamu, kemudian Ia menghidupkan kamu pula (pada hari akhirat kelak), akhirnya kamu dikembalikan kepada-Nya (untuk diberi balasan bagi segala yang kamu kerjakan)"

(Surah al-Baqarah ayat 28)

Kebangkitan dan hukuman di padang Mahsyar adalah hukuman Allah yang akan dikenakan kepada semua orang, bukan hukuman para Imam, ini telah dijelaskan oleh surah-surah berikut:

"Dan (ingatlah) hari Kami bongkar dan terbangkan gunung ganang dan engkau akan melihat (seluruh) muka bumi terdedah nyata, dan Kami himpunkan mereka (dipadang Mahsyar) sehingga Kami tidak akan tinggalkan seorangpun dari mereka."

(Surah al-Kahfi ayat 47)

Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya orang-orang yang telah lalu dan orang-orang yang terkemudian tetap akan dihimpunkan pada masa yang ditentukan pada hari kiamat yang termaklum ."

( Surah al- Waqiah ayat 49)

Di sini dapat dibuat kesimpulan bahawa dalam ayat tersebut tidak ada konsep raj'ah iaitu menuntut bela dan menghukum orang-orang yang melakukan kezaliman ke atas Ahli Bait. Fahaman ini jelas menunjukkan golongan Syiah salah memahami ayat al-Quran tersebut dan salah memahami terhadap ayat-ayat al-Quran boleh membawa kepada penyelewengan akidah.
v. Berpura-pura (al-Taqiyyah)
Menurut akidah Syiah, al-Taqiyyah ialah menyembunyikan sesuatu yang boleh membahayakan diri atau harta bendanya dengan melahirkan yang bukan hakikat sebenar dari kandungan hatinya. Al-Taqiyyah ini diamalkan dalam setiap perkara kecuali di dalam masalah arak dan menyapu dua khuf. Perkara ini dijelaskan dalam buku al-Usul Min al-Kafi, juzu' 2 oleh Abu Ja'far Muhammad bin Ya'kub bin Ishak al-Kulaini al-Razi, hal. 217:

Terjemahannya:

Daripada Ibnu Abu Umair daripada Hisham bin Salim daripada. Abu Umar al-A'jami katanya Abu Abdullah a.s. berkata kepadaku "Wahai Abu Umar, Sesungguhnya sembilan persepuluh daripada agama itu terletak pada Taqiyyah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak mempunyai Taqiyyah dan Taqiyyah itu ada pada tiap-tiap sesuatu, kecuali dalam masalah arak dan menyapu dua khuf".
ULASAN
Menurut al-Tusi di dalain kitab al-Tibyan, al-Taqiyyah ialah menyatakan dengan lisan yang menyalahi hati kerana takut kemudaratan diri walaupun yang disembunyikan itu, perkara yang benar. Mengikut Ahli Sunnah Wal Jamaah sifat ini perlu dijauhi kerana ia mempunyai ciri-ciri sifat nifaq berdasarkan firrnan Allah yang bermaksud:

" Janganlah orang-orang yang beriman mengambil orang-orang kafir menjadi teman rapat dengan meninggalkan orang-orang yang beriman. Dan sesiapa yang melakukan (larangan), yang demikian maka tiadalah ia (mendapat perlindungan) dari Allah dalam sesuatu apapun, kecuali kamu hendak menjaga diri kepada sesuatu bahaya yang ditakuti datipihak mereka (yang kafir itu).....

(Surah A-li Imran ayat 28)

Sesiapa yang kufur kepada Allah sesudah ia beriman (maka baginya kemurkaan dan azab dari Allah) kecuali orang yang dipaksa (melakukan kufur) sedang hatinya tenang tenteram dengan iman, akan tetapi sesiapa yang terbuka hatinya menetima kufur, maka atas mereka tertimpa kemurkaan dadallah dan merekapula beroleh azab yang besar.

(Surah al-Nahl ayat 106)

Tidak ada Taqiyyah seperti ini dalam ajaran Islam, yang ada di dalam Islam ialah masalah rukhsah, umpamanya jika seseorang itu dipaksa dan diugut dengan kekerasan supaya melafazkan kata-kata kafir, maka waktu itu diharuskan orang itu melafazkannya, tetapi hatinya tetap dengan iman yang sebenar, tidak ada ragu sedikit pun sebagaimana yang berlaku kepada Ammar bin Yasir, sehingga Allah menurunkan ayat 106 Surah al-Nahl memperakui kebenaran beliau, firman-Nya yang bermaksud:

"Kecuali orang-orang yang dipaksa (melakukan kafir) sedangkan hatinya tenang tenteram dengan iman."
vi. Konsep al-Mahdiah iaitu Kepercayaan kepada Muhammad bin Hassan al-Askari sebagai Imam Mahdi al-Muntazar.
Syiah Imamiah mempercayai bahawa Muhammad bin Hassan al-Askari adalah imam yang ditunggu-tunggu yang telah hilang dan akan muncul semula untuk memerintah dan menghukum orang-orang yang melakukan kezaliman. Beliau telah menghilangkan diri selama 65 tahun mulai tahun 260H hingga 329H. Pada masa ini orang Syiah boleh menghubungi imam mereka melalui wakil-wakilnya seramai empat orang iaitu Uthman Ibnu Said al-Umri dan anaknya Muhammad Ibnu Uthman dan Husain Ibnu Ruh serta Ali Ibnu Muhammad al-Samiri. Zaman ini dikenali sebagai Ghaibah Sughra. Manakala Ghaibah Kubra pula bermula selepas tahun 329H hingga lahirnya Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu. Dalam tempoh ini, sesiapapun tidak boleh menghubungi Imam Mahdi walaupun melalui wakil-wakilnya. Sekiranya boleh dihubungi ia dianggap sebagai pendusta. Perkara ini dijelaskan dalam Kitab al-Syiah Wa al-Tashih al-Sira'Baina al-Syiah Wa al-Tasyayyu' oleh Doktor Musa al-Musawi, hal. 61:

Terjemahannya;

Syiah Imamiah mempercayai bahawa Imam Hasan al-Askari itu ialah imam yang kedua belas bagei Syiah. Ketika wafat tahun 260H, beliau mempunyai seorang anak yang bernama Muhammad berumur lima tahun, dialah Imam Mahdi al-Muntazar. Di sana terdapat beberapa riwayat yang lain menyatakan bahawa Imam Mahdi itu lahir selepas wafat bapanya Imam al-Askari. Sekalipun berkeadaan begitu, maka sesungguhnya Imam Mahdi tetap menerima jawatan imam selepas ayahnya dan telah ditentukan oleh ayahnya kepadanya. Kekallah ia tersembunyi selama 65 tahun. Golongan Syiah sentiasa berhubungdengan Imam Mahdi dalam tempoh ini melalui wakil-wakil yang telah ditentukan bagi tujuan ini. Wakil-wakil itu ialah Uthman Ibnu Said al-Umri dan anaknya Muhammad Ibnu Uthman, Husain Ibnu Ruh dan akhirnya ialah Ibnu Muhammad al-Saimiri.

Kesemua wakil-wakil yang empat ini digelar sebagai wakil-wakil khas. Tempoh ini diberi nama "Ghaibah Sughra". Dalam tahun 229H sebelum wafat Ali Ibnu Muhammad al-Samiri beberapa bulan, sampailah secebis surat kepadanya yang ditandatangani oleh Imam Mahdi yang tertera di dalamnya "Sesungguhnya telah berlaku ghaibah yang sempurna. Maka ia tidak akan muncul kecuali dengan izin Allah, maka sesiapa yang telah mendakwa melihatku maka dia adalah seorang pendusta lagi penipu".

Tahun inilah bermulanya "al-Ghaibah al-Kubra". Semenjak daripada masa itu terputuslah perhubungan golongan Syiah dengan imam secara langsung. Sehinggalah apabila ada berlakunya dakwaan seperti itu, maka Syiah menganggap perkara itu dustadengan sebab nas dengan sebab nas yang terdapat di akhir surat yang datang daripada imam Mahdi itu. Ini adalah ringkasan akidah Syiah Imamiah berhubung dengan Imam Mahdi al-Muntazar.
ULASAN
Pada dasarnya Ahli Sunnah Wal Jamaah tidak menolak kemunculan Imam Mahdi, tetapi ia bukanlah Muhammad bin Hassan al-Askari sebagaimana yang didakwa oleh golongan Syiah itu. malah apa yang jelas melalui hadith nabi s.a.w ialah Imam Mahdi dalah daripada keturunan Rasulullah. Ini berdasarkan hadith nabi s.a.w yang bermaksud:

"Daripada Ummu Salamah r.a. katanya, Rasulullah s.a.w bersabda: Imam Mahdi daripada keturunanku daripada anak Fatimah"

(Riwayat Abu Daud, Ibn Majah dan al-Hakim)

Sabda baginda lagi yang bermaksud,

"Daripada Abu Said r.a. katanya, Rasulullah bersabda: Imam Mahdi dari keturunanku, luas dahinya, tinggi hidungnya. Ia memerintah bumi dengan penuh keadilan. Ia memerintah selama 7 tahun".

(Riwayat Abu Daud dan al-Hakim)

"Daripada Abdullah bin Mas'ud, daripada Nabi s.a.w sabdanya: Allah akan mengutus seorang lelaki daripada keturunanku di dunia ini atau daripada Ahli Baitku yang namanya seperti namaku dan nama bapanya seperti nama bapaku. Ia akan memerintah di dunia ini dengan penuh keadilan sebagaimana sebelum ini dipenuhi kezaliman.

(Riwayat al-Tirmidhi)

Sabda Nabi s.a.w yang bermaksud:

"Mahdi itu dari keturunanku, dahinya luas, hidungnya mancung, ia akan memenuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana bumi sebelum itu penuh dengan kezaliman dan kecurangan. Ia memerintah bumi selama tujuh tahun."

(Riwayat Abu Daud dan al-Hakim)

Kepercayaan kepada Imam Mahadi tidak termasuk dalam asas rukun iman, sedangkan dalam akidah Syiah ianya merupakan asas utama rukun iman mereka. Dengan ini bererti orang yang mengingkari Imam Mahdi tidak dianggap kafir, tetapi dalam fahaman Syiah adalah sebaliknya. Jelas daripada hadith di atas, bahawa Imam Mahdi akan memerintah bumi dengan penuh keadilan dan kejujuran dan bukannya dengan dendam menghukum orang-orang yang melakukan kesalahan sebagaimana yang didakwa oleh golongan Syiah itu.
vii. Penyanjungan yang keterlaluan kepada Saidina Ali
Syiah menyanjung Saidina Ali berlebih-lebihan sehingga ia disamatarafkan dengan Rasulullah. Bahkan dalam beberapa hal Saidina Ali dianggap lebih tinggi lagi. Perkara ini dinyatakan dalam kitab al-Usul Min Kafi oleh al-Kulaini, jld. 1 hal.197:
Terjemahannya;
Saidina Ali ra. telah berkata: "Akulah pembahagi ahli syurga dan neraka bagi pihak Allah, akulah pembeza yang Maha Besar dan akulah Pemegang Tongkat Nabi Musa dan Pemegang seterika (dapat membezakan di antara orang mukmin dan munafik, seolah-olah ia boleh menyelar dahi orang yang munaftk). Sesungguhnya para malaikat dan jibril telah memberi pengakuan terhadapku sebagaimana mereka telah memberi pengakuan te.rhadap Nabi Muhammad s.a.w. senditi, dan sesungguhnya Allah telah mempertanggung-jawabkan ke atasku sama sepertimana yang telah dipertanggungiawabkan ke atas Nabi Muhammad untuk mendidik umat manusia. Nabi Muhammad dipanggil, diberi pakaian dan disuruh bercakap. Lalu ia pun menyeru, memakai pakaian dan bercakap. Dan sesungguhnya aku dibeilkan beberapa sifatyang tidak diberikannya kepdda seseorang sebelumku. Aku mengetahui kematian dan bala, keturunan dan percakapan yang tidak boleh dipertikaikan lagi. Tidak luput kepadaku apa yang telah Ialu. Tidak hilang daripadaku apa yang ghaib, aku diberi khabar gembira dengan izin Allah dan aku melaksanakan daripada Allah. Kesemuanya itu diberi kedudukan yang tinggi kepadaku dengan izin Allah.
ULASAN
Tidak terdapat di dalam al-Quran atau Hadith sohih yang menyatakan Saidina Ali mempunyai martabat seperti Rasulullah apatah lagi lebih daripadanya. Dengan kepercayaan yang keterlaluan terhadap Saidina Ali ini adalah amat menyeleweng dan satu khurafat yang sangat nyata.

Nama Saidina Ali tidak terdapat di dalam al-Quran, kerana beliau bukan seorang nabi atau seorang Rasul, tetapi hanya sebagai sahabat dan menantu Rasulullah s.a.w. yang dijamin masuk syurga. Namun Nabi Muhammmad s.a.w. sendiri tidak disanjung-sanjung dan dipuja-puja oleh para sahabat secara berlebih-lebihan sehingga melampaui batas. Ini bertepatan dengan hadith:

Al-Zuhri berkata; Urwah bin al-Zubair memberitahuku datipada al-Miswar bin Makhramah bin Urwah berkata " Wahai kaum, demi Allah sesungguhnya aku diutuskan kepada raja-raja dan aku sendiri diutuskan kepada raja Kaisar Kisra dan raja Najasyi, demi Allah jika engkau lihat, seseorang raja sahaja yang disanjung oleh rakyatnya, tetapi para sahabat Nabi Muhammad s.a. w. tdak menyanjung Nabi Muhammad s.a.w."

(RiwayatAhmad)
viii. Mengkafirkan Para Sahabat Rasulullah s.a.w.
Golongan Syiah ini mempercayai bahawa selepas wafat Rasulullah s.a.w. semua sahabat murtad kecuali Ahlul-Bait dan beberapa orang sahabat terrnasuk Abu Dzar, Miqdad bin Aswad, Salman al-Farisi dan Ammar. Perkara ini disebutkan dalam Kitab Bihar al-Anwar oleh al-Majlisi juz. 27, hal 64-66:

Terjemahannya;

Kebanyakan para sahabat adalah munafik, tetapi cahaya nifaq mereka tersembunyi di zaman mereka. Tetapiapabila wafat nabi s.a.w ternyatalah cahaya nifaq mereka itu melalui wasiat nabi dan mereka itu kembali secara mengundur ke belakang, dan kerana ini Saidina Ali berkata; " Semua manusia murtad selepas wafat nabi s.a.w. kecuali empat orang sahaja iaitu Sulaiman, Abu Zar, Miqdad dan Ammar, dan perkara ini tidak ada masalah lagi".

ix. Menuduh Abu Bakar, Umar, Uthman dan Muawiyah sebagai Empat Berhala Quraisy Serta Pengikut-pengikut Mereka Adalah Musuh Allah

Golongan Syiah menuduh Abu Bakar, Umar, Uthman dan Muawiyah sebagai empat berhala Quraisy. Ini dinyatakan dalam Kitab Tuhfah al-Awam Maqbul oleh al-Syed Manzur Husain hal.330. dan di dalam kitab al-Tafsir oleh Abu al-Nadhar Muhammad bin Masud bin lyasy al-Salami al-Samarqandi terkenal dengan panggilan Ibn al-Iyasyi hal. 11 6.

Terjemahannya;

Daripada Abu Hamzah al-Thumali, Abu Jafar a.s. berkata " Wahai Abu Hamzah sesungguhnya yang beribadah kepada Allah ialah mereka yang mengenal Allah. Maka adapun mereka yang tidak mengenal Allah seolah-olah ia menyembah selain Allah. Perbuatan sedemikian adalah sesat." (Aku)Abu Hamzah menjawab; "Semoga Allah memberikan kebaikan kepada engkau." Apakah yang dimaksudkan dengan mengenalallah itu? Jawab Abu Jafar; "Membenarkan Allah dan Membenarkan Nabi Muhammad Rasulullah tentang perlantikan Ali dan menjadikannya sebagai imam dan imam-imam yang mendapat pertunjuk selepasnya dan berlindung kepada Allah daripada musuh-musuh mereka". Demikianiah juga dengan pengenalan terhadap Allah. Kata Abu Jafar lagi, aku (Abu Hamzah) bertanya lagi; "Semoga Allah memberi kebaikan kepada engkau". Apakah sesuatu yang apabila aku amalkannya pasti aku dapat menyempurnakan hakikat iman?. Jawab Abu Jafar, "Hendaklah engkau melantik wali-wali Allah dan memusuhi musuh-musuh Allah dan hendaklah engkau bersama orang-orang yang benar, sebagaimana Allah memerintahkan engkau 't Aku (Abu Hamzah) bertanya lagi, siapakah waliallah dan siapakah musuh Allah itu? Lalu ia menjawab, "Wali-wali Allah ialah Nabi Muhammad RasuluIlah, Ali, Hasan, Husin dan Ali bin al-Husain. Kemudian berakhirlah perkara itu tentang wali-wali kepada kami, kemudian dua anak lelaki Ja'far, Ialu ia mengiakan (dengan keadaan menganggukkan kepala) kepada Abu Ja'far dalam keadaan duduk. Maka siapakah yang melantik mereka? "Allahlah yang melantik mereka dan Allah sentiasa bersama orang-orang yang benar, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah."

Aku bertanya lagi, "Siapakah musuh-musuh Allah, semoga Allah memberi kebaikan kepada engkau." Iajawab, "Empat berhala." Ia bertanya lagi "Siapa empat berhala itu"? Ia menjawab, "Abu Fusail (Abu Bakar) Rama' (Umar) Nathal (Uthman) dan Muawiyah dan sesiapa yang menganut agama mereka dan memusuhi kesemua mereka ini (wali Allah), maka sesungguhnya ia telah memusuhi musuh-musuh Allah."

ULASAN

Terdapat di dalam al-Quran dan Hadith yang menjelaskan tentang keadilan dan sanjungan terhadap para sahabat yang membersihkan mereka daripada sebarang tuduhan yang tidak benar. Ini berdasarkan firman Allah yang bermaksud:

"Dan orang-orang yang terdahulu yang mula-mula (berhijrah dan memberi bantuan) dari orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang menurut (jejak langkah) mereka dengan kebaikan (iman dan taat). Allah redha akan mereka dan mereka pula redha akan Dia serta la menyediakan untuk mereka syurga-syurga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai, mereka kekal di dalamnya selamanya, itulah kemenangan yang besar".

(Surah al-Taubah ayat 100)

"Kalau kamu tidak menolongnya (Nabi Muhammad) maka sesungguhnya Allah telahpun menolongnya, iaitu ketika kaum kafir (di Mekah) mengeluarkannya (dari negerinya Mekah) sedang ia salah seorang dari dua (sahabat) semasa mereka berlindung di dalam gua, ketika ia berkata kepada sahabatnya: "Janganlah engkau berdukacita, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan semangat tenang tenteram kepada (Nabi Muhammad) dan menguatkannya dengan bantuan tentera (Malaikat) yang kamu tidak melihatnya."

(Surah al-Taubah ayat 40)

"Demi sesungguhnya Allah redha akan orang-orang yang betiman ketika mereka memberikan pengakuan taat setia kepadamu (wahai Muhammad) di bawah naungan pohon (yang termaklum di Hudaibiah), maka (dengan itu) ternyata apa yang sedia diketahui-Nya tentang (kebenaran iman dan taat setia) yang ada dalam hati meraka, Ialu ia menurunkan semangat tenang tenteram kepada mereka dan membalas mereka dengan kemenangan yang dekat masa datangnya.

(Surah al-Fath ayat 18)

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita yang amat dusta itu ialah segolongan dari kalangan kamu, janganlah kamu menyangka (berita yang dusta) itu buruk bagi kamu, bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang di antara mereka akan beroleh hukuman sepadan dengan kesalahan yang dilakukannya itu, dan orang yang mengambil bahagian besar dalam menyiarkannya di antara mereka, akan beroleh seksa yang besar (di dunia dan di akhirat)."

(Surah al-Nur ayat 11)

Dan orang-orang yang mengganggu serta menyakiti orang-orang lelaki yang beriman dan orang-orang perempuan yang beriman dengan perkataan atau perbuatan yang tidak tepat dengan sesuatu kesalahan yang dilakukannya, maka sesungguhnya mereka telah memikul kesalahan menuduh secara dusta dan berbuat dosa yang amat nyata."

(Surah al-Ahzab ayat 58)

Sabda Nabl s.a.w. yang bermaksud:

Daripada Abu Hurairah ra. katanya; Rasulullah s.a.w. bersabda: " Jangan kamu mencaci sahabat-sahabatku, demi Allah yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, sekiranya seseorang kamu membelanjakan emas sebesar bukit Uhud (maka perbelanjaan itu tidak dapat menyamai) secupak atau setengah cupak yang dibelanjakan oleh para sahabat ".

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

Sabda Nabi s.a.w. lagi yang bermaksud:

"Daripada Jabir katanya, Rasulullah s.a.w. bersabda: Tidak masuk neraka orang-orangyang telah melakukan bai'ah semasa di bawah pokok ."

(Riwayat al-Tirmidhi)

Sabda Nabi s.a.w. lagi yang bermaksud:

"Daripada Ibnu Umar ra. katanya kami memilih memilih para sahabat di zaman Nabi s.a.w., Ialu kami memilih Abu Bakar, kemudian Umar bin al-Khattab, kemudian Uthman bin Affan ra.."

( Riwayat al-Bukhati)

x. Hanya Ali dan Para Imain sahaja yang Menghafal dan Menghimpun AI-Quran Dengan Sempurna.

Golongan Syiah menganggap bahawa tidak ada sahabat yang menghimpun, memahami dan menghafal al-Quran dengan sempurna kecuali Ali sahaja. Perkara ini dinyatakan dalam Kitab al-Usul Min al-Kafi oleh al-Khulaini, juzu' 1, hal. 228.

Terjemahannya;

Tidak Menghimpunkan al-Quran Kesemuanya kecuali Imam-imam a.s. dan Sesungguhnya Mereka itu Mengetahui Ilmu al-Quran Kesemuanya.

"Muhammad bin Yahya daripada Ahmad bin Muhammad daripada Ibnu Mahbub dadpada Amru bin Abu al-Miqdam daripada Jabir berkata; " Aku mendengarabu Ja far a.s. berkata, " Tidak ada sesiapa di kalangan manusia yang mendakwa bahawa ia telah menghimpun al-Quran secara sempurna sebagaimana yang diturunkan, melainkan pendusta dan tidak menghimpun, menghafaz sebagaimana yang diturunkan oleh Allah kecuali Ali bin Abu Talib dan imam-imam selepasnya a.s."

Muhammad bin al-Husain daripada Muhammad bin al-Hasan daripada Muhamad bin Sinan daripada Ammar bin Marwan daripada al-Munakhkhal daripada Jabir daripada Abu Ja far a.s. Bahawasanya ia berkata, "Seseorang tidak boleh mendakwa bahawa di sisinya ada keseluruhan al-Quran zahir dan batinnya selain dadpada para wasi."

Golongan Syiah juga mendakwa mempunyai mashaf Fatimah. Perkara ini dinyatakan dalam kitab al-Usul Min al-Kafi oleh al-Kulaini Juzu' 1 hal. 238 - 240.
Terjemahannya:
Abu Abdullah berkata,

Kami mempunyai mashaf Fatimah dan mereka tidak mengetahui apa dia mashaf Fatimah itu. Abu Basir bertanya, "Apakah dia mashaf Fatimah itu? Abu Abdullah menjawab, " Mashaf Fatimah sama seperti al-Quran kamu ini. Tiga kali ganda besarnya. Demi Allah tidak ada satu huruf pun seperti al-Quran kamu ini." Abu Basir berkata lagi demi Allah sahaja yang mengetahui mengenai perkara ini. Abu Abdullah berkata; "Sesungguhnya Allah itu mengetahui, tetapi tidaklah yang sedemikian itu. (tidak seperti al-Quran Ahli Sunnah Wal Jamaah)

Kemudian Abu Abdullah diam sebentar, kemudian dia berkata, "Sesungguhnya kami mempunyai ilmu yang telah berlaku dan yang akan berlaku sehingga kiamat" Abu Basir bertanya, "Aku jadikan tebusan engkau ini, demi Allah sahaja yang mengetahui. Abu Abdullah menjawab, "Sesungguhnya Allah sahaja mengetahui, tetapi tidaklah seperti yang demikian."

Yang dimaksudkan dengan Abu Abdullah ialah Ja'far bin Muhammad al-Sadiq.

Abu Basir berkata lagi, Aku jadikan tebusan engkau, maka apakah yang dimaksudkan dengan ilmu itu? Abu Abdullah menjawab, "Apa yang b~ di waktu malam dan siang, terjadi sesuatu perkara selepas sesuatu perkara sehinggalah hari kiamat."

Beberapa orang daripada sahabat kami dadpada Ahmad bin Muhammad daripada Umar bin AbdulAziz daiipada Hammad bin Uthman, katanya, "Aku pernah men-dengar Abu Abdullah berkata, "Orang-orang Zindiq akan muncul tahun 128H. Ini berdasarkan bahawa aku pernah melihat dalam mashaf Fatimah a.s. " Hammad bertanya, "Apakah yang dimaksudkan dengan mashaf Fatimah itu?" Abu Abdullah menjawab, "Sesung-guhnya Allah S. W. T apabila ia mengambil nyawa nabi s.a. w, terdengar sesuatu di telinga Fatimah yang ketika itu merasa dukacita di atas kewafatan nabi s.a.w yang tidak diketahui melainkan Allah S.W.T Lalu Allah mengutuskan seorang malaikat kepadanya yang dapat menghiburkan kedukaannya." Lalu Fatimah mengadu perkara yang demikian kepada Amirul Mukminin Ali, Alipun berkata, "Apabila engkau merasai demikian dan engkau mendengar suara demikian, maka beritahulah kata-kata itu kepadaku. Maka akupun diberitahu yang demikian. Lalu Amirul Mukminin a.s. pun menulis setiap apa yang ia dengar, sehinggalah menjadi satu mashaf ." Kemudian Hammad berkata, Abu Abdullah berkata, "sesungguhnya tidak ada sesuatu pun di dalam mashaf itu perkara yang halal dan haram, tetapi terdapat di dalam mashaf itu ialah mengenai ilmu yang akan berlaku."

Beberapa orang daripada sahabat kami, daripada Ahmad bin Muhammad daripada Ali bin al-Hakam daripada al-Husain Ibnu Abu 'Ala' katanya, aku mendengar Abu Abdullah berkata, 'Bersamaku ialah al-jafr al-Abyad ",,Abu 'Ala'bertanya, "Apakah yang ada di dalam al-jafr al-Abyad?". Jawabnya, "di dalamnya ada kitab Zabur Nabi Daud, Taurat Nabi Musa, Injil Nabi Isa, Suhuf Nabi Ibrahim a.s. dan hukum halal haram dan mashaf Fatimah dan tidak terfzkir terdapat di dalamnya al-Quran (tak ada), malah di dalamnya terdapat apa saja yang diperlukan oleh manusia sehingga kami tidak perlu lagi kepada seseorangpun, walaupun satujildah atau setengah atau seperempat atau sekecil-kecil perkara."

Diriwayatkan juga terdapat mashaf Ali (mashaf Fatimah) dimana ayat Al-Quran mengandungi 17,000 ayat, tiga kali ganda daripada mashaf Uthmani. Perkara ini dinyatakan dalam kitab Usul Kafi, Itikadi, Ijtimai, Akhlakhi, Wa - ilmi oleh al-Kulaini hal 443-446

Terjemahannya:

Muhammad bin Yahya daripada Muhammad bin al-Hussain daripada Abdul Rahman bin Abu Hashim daripada Salim bin Salamah katanya;

"Seorang lelaki membaca al-Quran di hadapan Abu Abdullah a.s (Ja'far bin Muhammad al-Sadiq), sedangkan aku (Salim) mendengar huruf-huruf al-Quran (yang dibacanya) itu bukanlah sepertimana yang lazim dibaca oleh orang ramai. Lalu Abu Abdullah a.s. berkata; Berhentilah daripada membaca Al-Quran ini, (sebaliknya) bacalah al-Quran sepertimana orang ramai membacanya. Sehingga munculnya Imam Mahdi al-Muntazar a.s. Apabila telah muncul Imam Mahdi al-Muntazar a.s. ia akan membaca kitab Allah (al-Quran) mengikut yang sebenarnya, Ialu ia (Abu Abdullah) pun mengeluarkan Mashaf yang ditulis oleh Ali a.s. sambil berkata; Ali a.s. telah menunjukkan kepada orang ramai ketika beliau selesai (menulis mashaf tersebut). Sambil berkata kepada mereka. Inilah dia kitab Allah (al-Quran) sebagaimana yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan sesungguhnya aku telah mengumpulkannya daripada dua lauh. Lantaran itu mereka berkata; Inilah dia di sisi kita, mashaf yang mengandungi di dalamnya al-Quran yang kami tidak perlu lagi kepada al-Quran tersebut. (mashaf Uthmani) Lalu Saidina Ali berkata; Demi Allah tidaklah kamu akan melihatnya selepaa hari kamu ini selama-lamanya. Hanya sesungguhnya menjadi tanggungiawabku untuk memberitahu kamu semua ketika aku mengumpulkannya supaya kamu dapat membacanya."

Ali bin al-Hakam daripada Hisham bin Salim daripada Abu Abdullah a. s. katanya;

"Sesungguhnya al-Quran yang dibawa oleh jibrail kepada Nabi Muhammad s.a.w. mengandungi 17,000 ayat."
ULASAN
Golongan Syiah menganggap hanya Ali dan para Imam sahaj a yang menghafal dan menghimpun al-Quran dengan sempuma. Perkara seumpama ini jelas bertentangan dengan al-Quran, Firman Allah yang bermaksud:

"Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu danaku telah cukupkan nikmatku kepada kamu, dan Aku telah redhakan Islam itu menjadi agama untuk kamu".

(Surah al-Maidah ayat 3)

"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan al-Quran dan Kamilah yang memelihara dan menjaganya"

(Surah al-Hijr ayat 9)

Mashaf yang ada pada hari ini telah dikumpul di zaman para sahabat dan sampai kepada tabi'in dan atba' tabi'in dengan cara mutawatir. Para sahabat telah ijmak menerimapakainya dengan sebulat suara. Dalam masa pemerintahan Saidina Ali, beliau tidak menolak penyusunan al-Quran atau membuat sebarang tokok tambah dan perubahan yang ada pada zaman sahabat itu. Malah beliau menerima dan memperakuinya, serta beliau menyuruh Abu Aswad Ad-Duali meletakkan baris dan titik pada huruf al-Quran mashaf Uthmani untuk lebih mudah membacanya.
xi. Menghalalkan Nikah Mut'ah.
Golongan Syiah menghalalkan nikah Mut'ah. Perkara ini dinyatakan dalam Kitab Man La Yahduruhu al-Faqih oleh Abu Ja'far Muhammad b. Ali b. al-Husain Babawaih al- , Juzu' 1 hal. 358:
Terjemahannya:
Adapun mut'ah maka sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah menghalalkannya dan tidak mengharamkannya sehinggalah baginda wafat.

Abu Ja'far al-Baqir meriwayatkan dalam kitab Man La Yahduruhu al-Faqih Oleh Abu Ja'far Muhamad bin Ali bin al-Husain, hal: 358

Terjemahannya:

"Bukan dari kami orang yang tidak mempercayai AI-Raj'ah dan tidak menganggap halal mut'ah kita".

Mengikut ajaran dan fahaman Syiah, perkahwinan Mut'ah tidak memerlukan saksi, wali dan perisytiharan. Kenyataan ini disebutkan dalam Kitab al-Nihayah Fi Mujarrad al-Fiqh Wa al-Fatawa oleh Abu Ja'far Muhammad b. al-Hasan b. Ali al-Tusi, hal. 489:

Terjemahannya:

"Adapun saksi dan pengisytiharan nikah kedua-keduanya bukan dapipada syarat-syarat mut'ah dalam apa keadaan sekalipun. Kecuali jika seseorang itu dituduh berzina, maka disunatkan pada ketika itu ia mengadakan dua orang saksi ketika akad."
ULASAN
Nikah Mut'ah telah diharamkan oleh Nabi Muhammad s.a.w buat selama-lamanya sehingga hari kiamat menerusi hadith-hadith sahih sebelum baginda wafat dan salah seorang perawi hadith tersebut ialah Saidina Ali sendiri. Antara hadith-hadith tersebut ialah:

Daripada Ali bin Abu Talib katanya: "Bahawa Rasulullah s.a.w. melarang nikah mut'ah pada hari peperangan Khaibar dan melarang juga memakan daging kaldai jinak".

(Riwayat Ibn Majah dan al-Nasai)

Daripada al-Rabi' bin Sabrah daripada bapanya katanya, kami keluar bersama-sama Nabi s.a. w. semasa haji Wida' di mana Baginda bersabda: "Wahai manusia sesungguhnya aku telah mengizinkan kamu melakukan mut'ah (tetapi) ketahuilah, sesungguhnya Allah S. W. T telah mengharamkannya sehinggalah hari kiamat, sesiapa yang masih ada perempuan mut'ah di sisinya, maka hendaklah ia melepaskan kehendaknya dan janganlah kamu mengambil sesuatu yang kamu telah memberikannya.

(Riwayat Ibnu Majah)

Daripada Ibnu Umar katanya, ketika Saidina Umar dilantik sebagai khalifah, beliau telah berkhutbah kepada orang ramai dengan katanya, "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah mengizinkan kami bermut'ah sebanyak 3 kali kemudian baginda telah mengharamkannya. Demi Allah, tidak aku mengetahui seseorang yang melakukan nikah mut'ah sedangkan ia muhsan (telah berkahwin) melainkan aku merejamkannya dengan batu, kecuali ia dapat membawa kepadaku empat orang saksi yang menyaksikan bahawa Rasulullah s.a.w. telah menghalalkannya setelah baginda sendiri telah mengharamkannya."

(Riwayat Ibnu Majah)

"Daripada Rabi' bin Sabran daripada bapanya bahawasanya Nabi s.a.w. telah mengharamkan nikah mut'ah."

(Riwayat Abu Daud)

xii. Menambah Syahadah.

Golongan Syiah menambah nama Saidina Ali dalam syahadah selepas nama Nabi Muhammad s.a.w. Perkara ini dinyatakan di dalam Kitab al-Usul Min al-Kafi oleh al-Kulaini, Juzu' 1, hal. 441:

Terjemahannya:

Sahal bin Ziad daripada Muhammad bin al-Walid katanya aku mendengar Yunus bin Yaacob daripada Sinan bin Tarif daripada Abu Abdullah a.s. katanya Abu Ja'afar berkata, "Sesungguhnya kami ialah Ahli Bait yang pertama yang disebutkan oleh Allah nama-nama kami. Sesungguhnya Allah menciptakan langit dan bumi. Ia menyeru malaikat lalu ia menyeru "Asyhadu alla ilaha illAllah" tiga kali "wa asyhaduanna Muhammadan rasulullah" sebanyak 3 kali.

ULASAN

Golongan Syiah menambah nama Saidina Ali dalam syahadah. Perkara ini jelas bertentangan dengan al-Quran dan Sunnah yang menyebut bahawa syahadah hanyalah kepada Allah dan Rasul-Nya sahaja, tidak kepada Saidina Ali. Ini berdasarkan firman Allah yang bermaksud:

"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu (wahai Muhammad) mereka berkata, "Kami mengakui bahawa sesungguhnya engkau sebenar-benarnya Rasul Allah". Dan Allah sememangnya mengetahui bahawa engkau ialah RasulNya serta sesungguhnya pengakuan mereka adalah dusta."

(Surah al-Munaftqun ayat 1)

Nabi Muhamad s.a.w. ialah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam dan sebaliknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama sendiri (umat Islam).....

(Surah al-Fath ayat 29)

Sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud,

Islam itu dibina di atas lima perkara iaitu mengaku bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Nabi Muhammad pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakatt, mengerjakan haji dan berpuasa di bulan Ramadhan"

(Riwayat Ahmad, al-Bukhati, Muslim, Tirmidhi dan al-Nasai)

Sabda Nabi lagi bermaksud:

"Daripada Umar ra. katanya Rasuluilah s.a. w. ditanya tentang Islam Ialu baginda menjawab,"Islam ialah engkau menyaksikan bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad itu pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan menunaikan haji jika engkau berkemampuan. Ia berkata "Engkau benar... "

(Riwayat Muslim)

Jelas daripada hadith-hadith di atas bahawa tidak ada langsung penambahan nama SaidinaAli selepas nama nabi Muhammad s.a.w.

Oleh yang demikian menambah nama Saidina Ali di dalam syahadah, tidak boleh diterimapakai di dalam ajaran Islam.

xiii. Menolak Hadith Yang Diriwayatkan Oleh Ahlu Sunnah Wal Jamaah Sekalipun Hadith Mutawatir.

Golongan Syiah juga menolak semua hadith yang diriwayatkan oleh golongan Ahli Sunnah Wal Jamaah walaupun hadith itu sampai kepada darjat mutawatir. Mereka hanya berpegang kepada Hadith yang diriwayatkan oleh Ahlul Bait sahaja. Pegangan ini disebut di-dalam buku Aslu al-Syiah Wa Usuluha oleh Muhammad al-Husain Ali Kasyif al-Ghita' halaman 149:
Terjemahannya:
Di antaranya bahawa Syiah tidak mengiktiraf sunnah (hadith-hadith nabi) kecuali hadith yang sah disisi mereka ialah hadith yang diriwayatkan daripada Ahli Bait daripada datuk mereka iaitu hadith yang diriwayatkan oleh Abu Jafar al-Sadiq daripada bapanya al-Baqir daripada bapanya Zainal Abidin daripada al-Husain al-Sibti daripada bapanya Ali Amirul Mukminin daripada Rasulullah s.a.w. (Allah meredai mereka semua).

Syiah juga tidak menerima hadith-hadith Yang diriwayatkan oleh para sahabat terrnasuklah khalifah al-Rasyidin (kecuali Saidina Ali) dan para sahabat agung yang lain seperti Abu Hurairah, Samurah bin Jundub, Marwan bin al-Hakam, Imran bin Hathan al-Khariji dan Amru bin al-As. Apa yang mereka terima ialah hadith-hadith yang diriwayatkan oleh Saidina Ali dan Ahli Bait. Perkara ini dinyatakan dalam Kitab Aslu al-Syiah Wa-Usuluha oleh Muhammad Husain Ali Khasif al-Ghita', hal. 149:

Terjemahannya:

Adapun hadith yang diriwayatkan umpamanya oleh Abu Hurairah, Samurah Ibnu Jundub, Marwan bin al-Hakam dan Umran bin Hattan al-Khariji dan Amru bin al-As dan orang-orang yang seperti mereka, mereka ini tidak diktiraf walaupun sekadar seekor nyamuk dan perkara ini sudah diketahui ramai tanpa perlu disebut-sebut. Mejoriti Ulama Sunnah telah mengecam mereka dan menunjukkan kesalahan-kesalahan mereka yang buruk ini.
ULASAN
Syiah meyakini para sahabat telah murtad, dengan demikian kedudukan mereka sebagai perawi hadith adalah tidak adil. Perkara ini bertentangan dengan al-Quran dan Hadith-hadith sohih kerana al-Quran sendiri telah menyebut para sahabat adalah adil dan diberi pujian yang tinggi. Oleh yang demikian segala periwayatan yang dibawa oleh mereka hendaklah diterimapakai dan dihayati oleh seluruh umat Islam sepanjang zaman.
3.2.2 PENYELEWENGAN DARI SUDUT SYARIAT
i. Menolak ljmak Ulama
Golongan Syiah tidak menerimapakai ijmak ulama, buktinya mereka menolak perlantikan khalifah Abu Bakar, Umar dan Uthman, malah mereka berpegang kepada pendapat-pendapat Imam mereka, kerana ijmak pada mereka ada kesalahan, sedangkan pendapat Imam adalah maksum. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Mukhtasar al-Tuhfah al-lthna Asyariyyah oleh Shah Abdul Aziz al-lmam Waliyullah Ahmad Abdul Rahim al-Dahlawi, hal 5 1.

Terjemahannya:

Adapun ijmak ia juga adalah batil, kerana ia merupakan hujah yang tidak ada asalnya. Bahkan ini disebabkan kata-kata imam maksum terkandung di dalamnya. Perkara ini adalah berdasarkan kata-kata imam maksum dan bukannya ke atas ijmak itu sendiri.

Kemaksuman imam dan perlantikan mereka adalah sabit samada dengan perkhabaran imam itu senditi atau perkhabaran imam maksum yang lain. Sesungguhnya perkara yang ini telah jelas dan begitulah ijmak generasi Islam yang pertama dan kedua iaitu sebelum berlakunya perselisihan di kalangan umat, juga tidak diambil kira, kerana mereka telah berijmak di atas perlantikan Abu Bakar sebagai Khalifah, haram kahwin mut'ah, menyelewengkan al-Quran, menegah nabi daripada menerima pesaka, merampas tebusan daripada perawan dan selepas berlaku perselisihan di kalangan umat dan perpecahan di kalangan mereka, bagaimana ijmak boleh berlaku lebih-lebih lagi dalam masalah khilafiah yang perlu kepada hujah yang pasti.
ULASAN
Golongan Syiah tidak menerima pakai ljmak Ulama, buktinya mereka tidak menerima kesohihan perlantikan Saidina Abu Bakar, Umar dan Uthman, sedangkan para sahabat termasuk Saidina Ali sendiri mempersetujuinya.

Begitu juga telah ljmak Ulama tidak berlaku penyelewengan terhadap al-Quran. Mereka menolak ljmak kerana Imam-imam mereka maksum. Dalam akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah, ljmak Ulama dan Qias adalah termasuk di dalam sumber perundangan Islam selepas al-Quran dan hadith nabi s.a.w. Kedua-dua sumber tersebut boleh dijadikan sebagai dalil untuk berhujah bagi mensabitkan sesuatu hukum syarak. Ini berdasarkan firman Allah yang bermaksud:

"Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasulullah dan kepada Ulil Amri (orang-orang yang berkuasa) dari kalangan kamu. Kemudian jika kamu berbantah-bantah (berselisihan) dalam sesuatu perkara, maka hendaklah kamu mengembalikannya kepada (kitab) Allah (al-Quran) dan (Sunnah) Rasulnya, jika kamu benar beriman kepada Allah dan hari akhirat. Yang demikian adalah lebih baik (bagi kamu) dan lebih elok pula kesudahannya"

(Surah AI-Nisa'ayat 59)

Sabda nabi s.a.w. yang bermaksud:

" Sesungguhnya Allah S. W. T tidak menyetujui Umatku atau umat Nabi Muhammad bersepakat di atas kesesatan"

(Riwayat al-Tirmidhi)

Menolak sesuatu yang telah diijmakkan oleh sahabat, sedangkan Saidina Ali sendiri telah mengakuinya, ini bererti menolak kewibawaan dan kesiqahan Saidina Ali sendiri sebagai imam mereka yang didakwa sebagai maksum.

Abdullah bin Mas'ud berkata:

.... Sesuatu yang baik yang disepakati oleh orang-orang Islam, maka ianya di sisi Allah adalah baik dan begitulah sebaliknya.
ii. Menolak Qias
Golongan Syiah juga menolak Qias, kerana beramal dengan qias akan merosakkan agama. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Aslu al-Syiah Wa Usuluha oleh Muhammad bin Al-Husain Ali Kasyif al-Ghita', hal. 149:

Terjemahannya:

Diantaranya bahawasanya Syiah Imamiah tidak beramal dengan Qias dan sesungguhnya ia telah menjadi mutawatir di sisi imam-imam mereka. Sesungguhnya syariat apabila diqiaskan akan merosakkan agama dan boleh mendedahkan kerosakan amal dengan menggunakan qias itu dan ia memerlukan kepada keterangan yang lebih lanjut yang tidak muat ruangan di sini.
ULASAN
Golongan Syiah tidak beramal dengan Qias kerana Imam-imam mereka berpendapat bahawa syariat apabila diqiaskan akan merosakkan agama. Perkara ini amat bertentangan dengan al-Quran, Sunnah Rasulullah s.a.w. dan ijmak ulama'.

Permasalahan dalam kehidupan dunia ini adalah sangat luas dan akan berkembang dari satu masa kesatu masa. Oleh yang demikian sekiranya tidak boleh menggunakan Qias akan menyebabkan agama menjadi jumud dan sempit. Justeru itu qias amat perlu sebagai salah satu kaedah di dalam mengeluarkan hukum syarak. Ini berdasarkan firman Allah S.W.T. yang bermaksud:

"Dan apabila datang kepada mereka sesuatu berita mengenai keamanan dan kecemasan, mereka terus menghebahkannya, padahal kalau mereka kembalikan sahaja hal itu kepada Rasulullah dan kepada Uli'I-Amti (orang-orang yang berkuasa) di antara mereka. Tentulah hal itu dapat diketahui oleh orang- orangyang layak mengambil keputusan mengenainya di antara mereka......

(Surah al-Nisaa' ayat 83)

Ini bertepatan dengan sabda Nabi s.a.w. yang bermaksud,

"Daripada Anas ra. daripada Nabi s.a.w. sabdanya: Tiga perkara yang sesiapa memilikinya nescaya ia akan memperolehi kemanisan iaitu bahawa Allah dan rasulNya lebih dikasihi kepadanya daripada yang lain, dan bahawa ia mengasihi seseorang kerana Allah semata-mata serta ia benci kalau sekiranya ia kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci dicampakkan di dalam api neraka."

(Riwayat al-Bukhari)

Hadith mengenai kisah Muaz bin Jabal sangat jelas tentang perakuan nabi s.a.w. berhubung penggunaan Qias, sabdanya yang bermaksud,

"Bahawasanya Rasulullah s.a.w. telah mengutus Muaz ke Yaman, Ialu Baginda bertanya: Bagaimana engkau hendak menghukum? Ia menjawab, aku menghukum berdasarkan kitab Allah (al-Quran). Baginda bersabda, sekiranya tidak terdapat di dalam kitab Allah. Ia menjawab; menghukum berdasarkan Sunnah Rasulullah s.a.w. Baginda bertanya lagi; sekiranya tidak terdapat di dalam Sunnah Rasulullah, la menjawab; aku berijtihad dengan fikiranku. Baginda pun bersabda; Alhamdulillah (segala pujian bagi Allah) yang telah memberikan tauftk kepada utusan Rasulullah s.a.w."

(Riwayatal-Tirmidhi)
iii. Mengamalkan Nikah Mut'ah
Golongan Syiah masih meneruskan amalan nikah Mut'ah yang pemah diharuskan diperingkat awal Islam di dalam keadaan dan masa tertentu. Mereka masih mengamalkan nikah ini sehingga sekarang. Dengan ini menunjukkan bahawa mereka menolak permansuhan syariat tersebut. Mereka berpendapat bahawa nikah Mut'ah adalah diharuskan di dalam syariat Islam. Perkara ini dinyatakan dalam Kitab al-Nihayah Fi Mujarrad al-Fiqh Wa al-Fatawa oleh Abu Ja'far Muhamad b. Hassan b. Ali al-Tusi, hal. 489:

Terjemahannya:

Nikah mutah adalah diharuskan dalam syariat Islam sebagaimana kami menyebutnya daripada akad seseorang lelaki ke atas seorang perempuan mengikut tempoh yang tertentu dengan mas kahwin yang tertentu.

Ciri-ciri nikah Mut'ah ialah akad, tempoh dan mahar. Dalam nikah Mut'ah ditetapkan tempoh tertentu yang diredhai oleh kedua-duanya, samada sebulan atau setahun atau sehari. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab al-Nihayah Fi Mujarrad al-Fiqh Wa al-Fatawa oleh Abu Ja'far bin Muhammad bin AI-Hassan bin Ali AI-Tusi. hal. 491:

Terjemahannya:

Adapun tempoh nikah mutah ialah mengikut keredaan pasangan kedua-duanya sama ada sebulan atau setahun atau sehari.

Nikah mut'ah boleh dilakukan dalam tempoh satu jam atau dua jam, sehari, dua hari atau semalaman. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Tahzib al-Ahkam oleh Abu Ja'far Muhammad bin al-Hasan al-Tusi. hal. 266:

Terjemahannya:

Muhammad bin Yacob daripada Muhammad bin Yahya daripada Ahmad bin Muhammad daripada Ibnu Faddhal daripada Abu Bukair daripada Zararah katanya Aku (Zararah) bertanya kepadanya (Abu Jayar) adakah harus seorang lelaki bermutah dengan seorang perempuan sejam atau dua jam. Jawabnya; "Satu atau dua jam tidak terhenti kepada sempadan kedua-duanya, tetapi boleh dilakukan sekali atau dua kali, sehari atau dua hari dan semalaman dan seumpamanya."

Nikah Mut'ah boleh dilakukan dengan perempuan Yahudi, Nasrani, Majusi, anak dara tanpa izin bapanya dan juga perempuan pelacur. Apabila dilakukan akad hendaklah disebut mahar dan tempoh yang diredhai oleh kedua-duanya. Sekurang-kurang mahar ialah semangkuk gula atau segenggam makanan dan sebagainya. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab al-Nihayah Fi Mujarad al-Fiqh Wa al-Fatawa oleh Abu Ja'far Muhammad bin al-Hasan bin Ali AI-Tusi. hal. 490 - 491 dan kitab Tahzib al-Ahkam oleh Abu Ja'far Muhammad bin al-Hasan al-Tusi. hal. 254:

Terjemahannya:

"Tidak mengapa bermut'ah dengan perempuan Yahudi, Nasrani dan makruh bermutah dengan perempuan Majusi, tetapi ianya tidak dilarang".

"Muhammad bin Ahmad bin Yahya daripada Abbas bin Ma'arof daripada Sadan bin Muslim daripada seorang lelaki daripada Abu Abdullah katanya, "Tidak mengapa mengahwini anak dara apabila ia redha walaupun tanpa izin kedua ibu bapanya".

"Tidak mengapa bermutah dengan perempuan pelacur kecuali lelaki itu menghalangnya daripada pelacuran setelah akad dilakukan."

"Apabila hendak berakad hendaklah disebut mas kahwin dan tempoh yang diredai oleh pasangan dan sekurang kurang mas kahwin ialah semangkuk gula atau setapak tangan makanan atau seumpama yang demikian itu."

Dalam nikah mut'ah tidak ditentukan bilangan wanita yang dimut'ahkan, boleh dilakukan sampai seribu orang wanita. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Tahzib al-Ahkam oleh Abu Ja' far Muhammad bin al-Hasan al-Tusi. juzu' 1, hal. 259:
Terjemahannya:
Daripada Ubaid bin Zararah daripada bapanya daripada Abu Abdullah a.s. katanya, disebutkan kepadanya tentang mutah adakah dihadkan kepada empat orang sahaja? Jawabnya "Kahwinlah perempuan-perempuan itu walau sampai seribu orang kerana mereka itu merupakan perempuan-perempuan yang disewakan".
ULASAN
Nikah mut'ah ini sebenarnya telah dimansuhkan oleh ayat-ayat Al-Quran yang bermaksud seperti berikut:

"Sesungguhnya berjayalah orang-orang yang beriman. Iaitu mereka yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang sia-sia. Dan mereka yang berusaha membersihkan hartanya (dengan menunaikan zakat harta itu)"

(Surah al-Mu'minun ayat 1-4)

Wahai Nabi! Apabila kamu (engkau dan umatmu), hendak menceraikan isteri-isteri (kamu), maka ceraikanlah mereka pada masa mereka dapat memulakan 'iddahnya, dan hitunglah masa iddah itu (dengan betul), serta bertaqwalah kepada Allah, Tuhan kamu. Janganlah kamu mengeluarkan mereka dari rumah-rumah kediamannya (sehingga selesai iddahnya), dan janganlah pula (dibenarkan) mereka keluar (dari situ), kecuali (iika) mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan itulah aturan-aturan hukum Allah (maka janganlah kamu melanggarnya) dan sesiapa yang melanggar aturan-aturan hukum Allah, maka sesungguhnya ia telah berlaku zalim kepada ditinya. (Patuhilah hukum-hukum itu, kerana) engkau tidak mengetahui boleh jadi Allah akan mengadakan, sesudah itu, sesuatu perkara (yang lain).

(Surah al-Talaq ayat 1)

" Dan bagi kamu seperdua dati harta yang ditinggalkan oleh isteri-isteri kamu jika mereka tidak mempunyai anak. Tetapi jika mereka mempunyai anak, maka kamu beroleh seperempat dari harta yang mereka tinggalkan, sesudah ditunaikan wasiat yang mereka wasiatkan dan sesudah dibayarkan hutangnya. Dan bagi mereka (isteri-isteri) pula seperempat dari harta yang kamu tinggalkan, jika kamu tidak mempunyai anak. Tetapi kalau kamu mempunyai anak maka bahagian mereka (isteri-isteri kamu) ialah seperlapan dari harta yang kamu tinggalkan, sesudah ditunaikan wasiat yang kamu wasiatkan, dan sesudah dibayarkan hutang kamu. Dan jika si mati yang diwarisi itu, lelaki atau perempuan, yang tidak meninggalkan anak atau bapa, dan ada meninggalkan seorang saudara lelaki (seibu) atau saudara perempuan (seibu), maka bagi tiap-tiap seorang dari keduanya ialah seperenam. Kalau pula mereka (saudara-saudara yang seibu itu) lebih dari seorang, maka mereka bersekutu pada sepertiga (dengan mendapat sama banyak lelaki dan perempuan), sesudah ditunaikan wasiat yang diwasiatkan oleh simati, dan sesudah dibayar hutangnya, wasiat-wasiatyang tersebut hendaklah tidak mendatangkan mudarat (kepada waris-waris). (Tiap-tiap satu hukum itu) ialah ketetapan dari Allah. Dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyabar."

(Surah al-Nisaa'ayat 12)

"Dan orang-orang yang meninggal dunia di antara kamu, sedang mereka meninggalkan isteri-isteri, hendaklah isteri-isteri itu menahan diri mereka (beriddah) selama empat bulan sepuluh hail. Kemudian apabila telah habis masa iddahnya itu maka tidak ada salahnya bagi kamu mengenai apa yang dilakukan mereka pada dirinya menurut cara yang baik (yang diluluskan oleh Syara '). Dan (ingatlah), Allah sentiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan."

(Surah al-Baqarah ayat 234)

Orang-orang Islam di zaman itu telah ijmak bahawa nikah Mut'ah telah dimansuhkan dan haram melakukannya. Nikah tersebut dimansuhkan oleh ayat-ayat al-Quran dan Hadith Rasulullah s.a.w.

Nikah Mut'ah bukan suatu pernikahan dalam Islam, malah ia merupakan amalan Jahiliyah. Dengan itu perempuan yang dinikahkan mut'ah bukanlah isteri atau hamba, tidak boleh mewarisi, tidak sabit nasab dan tidak wajib nafkah. Nikah mut'ah amat jelas bertentangan dengan al-Quran, hadith Rasulullah s.a.w dan ljmak Ulama. Di mana para sahabat tidak mengingkari kata-kata Saidina Umar yang akan merejam dengan batu orang yang melakukan nikah mut'ah. Beliau berkata, " Nikah Mut'ah merosakkan konsep nikah, talak, iddah dan pesaka. ((3) AI-lmam al-Fakhr al-Razi, al-Tafsir al-Kabir, juzu 10, cetakan ke 11 Dar al-Kutub al- Ilmiah, Tehran hal. 50.)

4) Alauddin Ali bin Muhamad bin Ibrahim al-Baghdadi, al-Syahir bi al-Khazin, Tafsir al-Khazin, al-Musamma Lubab al-Ta'wil Fi Maami al-Tanzil, Wa Bihamisyihi Tafsir al-Baghawi al-Ma'ruf Bi Maalim al-Tanzil, Juzu 1, Dar al-Fikr, Beirut Lubnan hal. 506-507.

5) Ibid. Hal. 507
3.2.3. PELBAGAI PENYELEWENGAN UMUM.
i. Menziarahl Kubur Saidina Husain, Ganjarannya Syurga

Syiah mendakwa bahawa orang yang menziarahi kubur Saidina Husain akan memasuki syurga, perkara ini dinyatakan di dalam kitab al-lrsyad oleh as-Syeikh al-Mufid halaman 252. Sebagaimana yang diriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w.:

Terjemahannya;

"Sesiapa yang menziarahi Husain selepas wafatnya nescaya ia akan memasuki syurga"
ULASAN
Tidak terdapat di dalam al-Quran dan hadith sahih Nabi s.a.w. yang menyatakan bahawa orang yang menziarahi kubur Saidina Husain akan memasuki syurga. Tetapi yang jelas di dalam hadith nabi s.a.w yang menyatakan bahawa orang yang menziarahi kubur nabi s.a.w. akan pasti mendapat syafaatnya. Ini bertepatan dengan sabda nabi s.a.w yang bermaksud,

" Sesiapa yang menziarahiku di Madinah dengan tulus ikhlas, nescaya aku akan menjadi saksi dan pemberi syafaat kepadanya pada hari kiamat."

( Riwayat al-Baihaqi)

ii) Menyiksa Tubuh Badan Sempena 10 Muharram.

Golongan Syiah mengadakan upacara memukul dada dan menyiksa tubuh badan sempena 10 Muharram bagi menangisi kematian Saidina Husain. Perkara ini dinyatakan dalam Kitab al-Syiah Wa al-Tashih al-Sira', Baina al-Syiah Wa al-Tasyayyu', oleh Doktor Musa al-Musawi, hal. 98:
Terjemahannya:
Perlu kami asingkan satu pasal yang khas mengenai memukul dengan rantai besi ke atas bahu, mengetuk kepala dengan pedang dan menyiksa badan pada hari kesepuluh Muharram sebagai berkabung di atas kematian Saidina Husain.

Amalan yang masyhur ini sentiasa diadakan sebagai satu bahagian daripada musim-musim perayaan sempena kematian syahid Saidina Husain. Amalan ini berlaku di Iran, Pakistan, India dan sebahagian di negara Lubnan pada setiap tahun. Dengan sebab itu berlaku pertempuran darah di antara Syiah dan Ahli Sunnah di beberapa tempat di Pakistan menyebabkan beratus-ratus nyawa yang tidak bersalah terkorban daripada kedua-dua belah pihak yang tidak dapat tidak banyak diperkatakan. Sebagaimana yang kami telah katakan pada pasal yang lalu bahawa Syiah mengadakan perayaan pada hari Asyura semenjak berabad-abad lagi. Selain daripada itu bacaan ziarah yang banyak diperkatakan sebelum ini di mana para pujangga telah menasyidkan beberapa qasidah di hadapan kubur sehingga seorang penyair Arab yang bernama Syarif Reda semasa menyampaikan qasidahnya yang mulia di hadapan kubur Husain yang mana terdapat diawal qasidah tersebut iaitu "Karbala sentiasa kamu berada di dalam kesusahan dan bala' hingga sampai kepada bait ini iaitu:

"Berapa ramai orangyang telah berperang di atas tanah ini, sehinggalah darah yang mengalir dan mereka yang terbunuh."

Penyair tersebut menangis sehingga ia pitam. Yang pastinya bahawa Imam-imam Syiah merayakan hari kesepuluh Muharram, mereka duduk di rumah-rumah dengan menerima ucapan takziah daripada orang-orang yang memberikan takziah dan mereka mengadakan majlis jamuan pada hari itu. Imam mereka memberi khutbah dan qasidah bagi mengingati syahidnya Saidina Husain dan Ahli Bait Rasulullah s.a.w. dan kelebihan-kelebihan mereka.
ULASAN
Upacara memukul dada dan menyiksa tubuh badan sempena 10 Muharram bagi menangisi kematian Saidina Husain adalah bertentangan dengan ajaran Islam kerana perbuatan seumpama ini dilarang oleh Rasulullah s.a.w dengan sabdanya yang bermaksud,

"Bukanlah daripada golongan kami, orang yang menampar-nampar pipi dan mencarik-carikkan baju dan memekik-mekik sepertimana yang dilakukan oleh orang-orang Jahiliah"

(Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Di dalam Islam telah ditentukan adab sopan ketika menziarahi jenazah iaitu dengan membanyakkan doa ke atas simati supaya diampunkan dosanya. Dilarang meraung-raung ke atas kematian seseorang, tetapi dibolehkan menangis tanpa suara yang kuat. Ini bertepatan dengan sabda nabi s.a.w. yang bermaksud,

"Daripada Ibn Umar ra., bahawasanya Rasulullah s.a. w. telah menziarahi Saad bin Ubadah bersama-sama baginda ialah Abdul Rahman bin Auf, Saad bin Abu Waqqas dan Abdullah bin Mas'ud, Ialu Rasulullah s.a.w. menangis. Maka apabila orang ramai melihat Rasulullah s.a.w. menangis, merekapun menangis, lalu Baginda bersabda, " Tidakkah kamu mendengar bahawasanya Allah
S. W. T tidak akan menyeksa (mayat) kerana air mata dan kesedihan hati, tetapi Allah S. W. T menyiksa atau merahmati seseorang kerana ini, lantas Baginda menunjukkan lidahnya."

(Riwayat al-Bukhail dan Muslim)

ii. Menghina Isteri-isteri Nabi s.a.w.

Golongan Syiah juga jelas menghina isteri-isteri nabi. Perkara ini dinyatakan di dalam kitab Tuhfah al-'Awam Maqbul oleh al-Syed Manzur Husain. hal. 330:

Terjemahannya:

"Ya Allah, laknatlah olehmu dua berhala Quraisy dan dua Thagut, dua pendusta, dua anak perempuannya yang mana mereka berdua menyalahiperintah engkau, mengingkari wahyu engkau, mengingkari nikmat engkau dan menderhaka terhadap wahyu engkau dan mengubah ugama engkau dan menyelewengkan al-Quran dan mencintai seteru engkau dan mengingkati nikmat batin engkau dan menggagalkan perkara perkarafardhu engkau dan melanggar ayat-ayat engkau dan memusuhi wali-wali engkau dan melantik musuh engkau dan memerangi negara engkau dan merosakkan hamba-hamba engkau. Ya Allah laknatlah mereka berdua dan pengikut-pengikut mereka berdua dan wali-wali mereka dan penyokong-penyokong mereka, kekasih-kekasih mereka. Maka sesungguhnya mereka telah meruntuhkan institusi kenabian."

ULASAN

Isteri-isteri Nabi adalah Ummahatul Mukminin. Merekajuga adalah tergolong dalam kalangan sahabat Rasulullah s.a.w. yang adil. Oleh itu haram bagi orang mukmin menikahi mereka selama-lamanya, selepas wafat Rasulullah. Mereka wajib dihormati dan tidak boleh dicaci dan dicela rnereka. Ini dinyatakan di dalam firman Allah yang bermaksud,

"Nabi itu lebih menolong dan lebih menjaga kebaikan orang-orang yang beriman daripada dial mereka sendiri dan isteri-isterinya adalah menjadi ibu mereka........

(Surah al-Ahzab ayat 6)

Firman Allah S.W.T. lagi yang bemaksud,

... Dan kamu tidak boleh sama sekali menyakiti Rasul Allah dan tidak boleh berkahwin dengan isterinya sesudah ia wafat selama-lamanya. Sesungguhnya segala yang tersebut itu adalah amat besar dosanya di sisi Allah.

(Surah al-Ahzab ayat 53)

Merekajuga merupakan orang yang bekerjasama dengan Nabi s.a.w. dalam meyebarkan dakwah dan menegakkan syiar Islam kepada masyarakat di zaman mereka.

iv. Mengharuskan Jamak Sembahyang Dalam Semua Keadaan

Golongan Syiah mengharuskan jamak sembahyang fardhu iaitu Zohor dan Asar dalam waktu Asar, Maghrib dan Isyak dalam waktu Isyak dalam semua keadaan tanpa sebarang sebab. Perkara ini dinyatakan dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahannya (Fiqh Lima Mazhab di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahhar al-Hulliyy, terjemahan Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim (thn. 1993) hal. 36:

Ja'fari: Harus menjamakkan di antara sembahyang Zohor dan 'Asar, Maghrib dan 'Isya' sama ada di dalam musafir ataupun hadir tanpa sebarang sebab.
ULASAN
Mengamalkan sembahyang jamak tanpa sebab secara berterusan adalah beitentangan dengan sunnah Nabi s.a.w. dan amalan para sahabat Rasulullah s.a.w. Dalam syariat Islam, kedudukan hukum dipandang melalui kemudahan atau kesulitan melaksanakannya iaitu yang disebut Azimah dan Rukhsah. Azimah ialah sesuatu hukum yang kekal dengan hukum asalnya. Ia tidak berubah dengan adanya sebab-sebab seperti sembahyang lima waktu dikekalkan jumlah rakaat mengikut waktunya. Manakala Rukhsah ialah suatu hukum yang diharuskan kepada orang Islam melakukannya disebabkan adanya sebab-sebab keuzuran dan kesulitan dan sekiranya tanpa sebab-sebab di atas, haram berbuat demikian, seperti sembahyang jamak dan qasar diharuskan pada masa musafir (6).

v. Imamah dan Khilafah Sebahagian daripada Rukun Islam dan lanya Berlaku Melalui Nas

Golongan Syiah mendakwa Imamah dan Khilafah sebahagian daripada rukun Islam dan ianya berlaku melalui nas. Perkara ini dinyatakan di dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahannya (Fiqh Lima Mazhab di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahhar al-Hulliyy, terjemahan Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim hal. 145-146:

Ja'fari: Imamah dan Khilafah sebahagian daripada rukun Islam dan ianya berlaku melalui nas.
ULASAN
Pendapat ini hanyalah rekaan semata-mata, sedangkan di dalam Islam jelas menyatakan bahawa rukun Islam hanyalah lima perkara sahaja. Ini adalah berdasarkan hadith nabi s.a.w. yang bermaksud,

"Islam itu dibina di atas lima perkara iaitu mengaku bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan bahawasanya Nabi Muhammad s.a. w. pesuruh Allah, menditikan sem-bahyang, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji dan puasa di bulan Ramadan "

(RiwayatAhmad, al-Bukhati,Muslim, Tirmidhi dan al-Nasai)
vi. Sembahvang Duha Adalah Bid'ah
Golongan Syiah mendakwa sembahyang Duha adalah bid'ah. Perkara ini dinyatakan di dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahannya ( Fiqh Lima Mazhab Di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahhar al-Hulliyy, terj emahan Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim hal. 31:

Ja'fari: Sembahyang Duha adalah bid'ah. Para imam mazhab empat ianya sunat. Lantaran itu mereka menyalahi sunnah Rasulullah s.a. w. yang ditiwayatkan oleh al-Humaidi di dalam al-Jami'Baina al-Sahihain daripada Marwan al-'Ajali, dia berkata : Aku berkata kepada Ibn Umar, "Anda mengerjakan sembahyang Duha? Dia menjawab, tidak. Aku pun bertanya lag4 Abu Bakr? Dia menjawab: "Tidak, " Aku bertanya lagi: Nabi s.a.w.? Dia menjawab: "Tidak." Humaidi pula meriwayatkan datiaisyah di dalam MusnadAisyah, dia berkata, sesungguhnya Nabi s.a.w. tidak pernah mengerjakan sembahyang Duha. Abdullah bin Umar juga berkata, "Sembahyang Duha adalah bid'ah dati segala bid'ah. "
ULASAN
Pendapat di atas bertentangan dengan hadith-hadith sahih yang menyebut tentang pensyariatan sembahyang Duha ini. Antara hadith-hadith tersebut ialah:

"Daripada Abu al-Darda'ra. katanya Nabi Muhammad s.a.wtelahmenasihatkankutentang3perkarayangaku tidakpernah meninggalkannya selama aku hidup iaitu berpuasa 3 hail bagi tiap-dap bulan, sembahyang Duha dan aku tidak tidur kecuali aku telah mengerjakan witir".

(Riwayat Muslim Abu Daud dan al-Nasai)

"DaripadaAbu Hurairah ra. katanya: Telah menasihati daku oleh kekasihku s.a.w. dengan berpuasa tiga hari bagi setiap bulan, sembahyang dua rakaat Duha dan aku mengeilakan sembahyang witir sebelum aku tidur".

(Riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud dan al-Tirmidhi)

"Daripada Abu Zar r.a. daripada Nabi s.a.w. sabdanya: Setiap pagi setiap anggota kamu bersedekah, setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh dengan kebaikan adalah sedekah dan menegah daripada kemungkaran adalah sedekah dan memadailah dengan yang sedemikian itu dengan menditikan sembahyang Duha dua rakaat".

(Riwayat Muslim)

vii. Islam Bukanlah Syarat Wajibnya Haji

Golongan Syiah mendakwa Islam bukanlah syarat wajibnya Haji. Perkara ini dinyatakan dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahannya ( Fiqh Lima Mazhab Di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahhar al-Hulliyy, terjemahan Prof. Madya Dr. Lutpi.Ibrahim hal. 55:

Ja:fari: Islam bukanlah syarat wajibnya haji.

ULASAN

Perkara ini amat bertentangan dengan al-Quran dan hadith. Telah jelas diterangkan di dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 196 yang bermaksud:

"Dan sempurnakanlah ibadat Haji dan Umrah kerana Allah',"

Ayat ini dengan jelas menyatakan perintah Allah kepada orang-orang yang beragama Islam sahaja dan tidak ditujukan orang-orang yang bukan Islam. Sementara hadith Nabi s.a.w. yang bermaksud:

"Wahai manusia, ambillah (daripadaku) cara-cara mengerjakan haji kamu, maka sesungguhnya Aku tidak mengetahui kerana berkemungkinan aku tidak dapat lagi mengerjakan haji lagi selepas tahun ini."

(Riwayat al-Nasai)

Hadith ini ditujukan kepada para sahabat Nabi yang beragama Islam sahaja. Sementara hadith yang diriwayatkan oleh Muslim daripada Ibnu Umar ra. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud,

"Islam itu dibina di atas lima perkara iaitu, mengucap dua kalimah syahadah bahawa sesungguhnya tiada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah dan bahawa sesungguhnya Nabi Muhammad ialah Pesuruh Allah, mendirikan sembahyang, memberi zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Baitullah."

Jelas hadith di atas menerangkan kepada kita bahawa antara ciri-ciri seorang Islam itu ialah mengerjakan haji, sedangkan mengerjakan ibadat haji bukanlah menjadi amalan orang-orang bukan Islam. Sementara ibadat haji yang dilakukan oleh orang-orang musyrik di zaman Jahilliyyah dahulu adalah dengan cara bertela ' niang. Apakah cara mengerjakan haji seperti itu sesuai diamalkan di zaman sekarang ini dan berhujah mengatakan Islam bukan syarat wajib haji, sedangkan perbuatan seumpama itu tidak diterima Allah dan tidak boleh diterima pakai di zaman ini. Sudah jelas apabila datangnya agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w., dengan sendirinya amalan-amalan di zaman Jahiliah itu telah ditolak oleh Islam.

viii). Wajib Menyapu Kedua Dua Kaki Dan Tidak Memadai Basuh Pada Kedua-Keduanya.

Golongan Syiah mendakwa wajib menyapu kedua-kedua kaki dan tidak memadai basuh pada kedua-duanya. Perkara ini dinyatakan di dalam buku Minhaj Kebenaran Dan Pendedahannya ( Fiqh Lima Mazhab Di antara Nas dan Ijtihad) oleh al-Hasan bin Yusuf al-Mutahhar al-Hulliyy, ter . emahan Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim hal. 13 - 14:

Ja'fari: Wajib menyapu kedua kedua kaki dan tidak memadai basuh pada kedua duanya. Ini juga adalah pendapat sebahagian para sahabat, tabiin seperti Ibn Abbas, Iktimah, Anas, Abu al-Aliyah dan al-Syabi.
ULASAN
Pendapat ini adalah bertentangan dengan prinsip Ahli Sunnah Wal Jamaah dan para Qurra' dan Ahli-ahli Tafsir yang muktabar. Jelas dinyatakan di dalarn hadith Nabi bahawa anggota wuduk yang wajib dibasuh termasuklah kaki. Sebagaimana sabda Baginda yang bennaksud,

"Dari Humran, bahawa Uthman bin Affan r.a. (minta dibawakan kepadanya) air untuk mengambil wuduk, Ialu ia berwuduk iaitu (mula-mula) ia membasuh kedua tapak tangannya tiga kali, kemudian ia berkumur-kumur dan menyedut air kehidung serta meng-hembuskannya, kemudian ia membasuh mukanya tiga kali, kemudian ia membasuh tangan kanannya meliputi siku tiga kali, kemudian tangan kirinya seperti itujuga, kemudian ia menyapu sedikit dari kepalanya, kemudian ia membasuh kaki kanannya meliputi buku lali tiga kali, kemudian kaki kirinya seperti itu juga. Setelah itu ia (Saidina Uthman) berkata; " Aku melihat Rasuluilah s.a.w. berwuduk, sepertimana wuduk ku itu ."

(Riwayat Bukhari dan Muslim)

PENUTUP
Rantau Asia Tenggara, khususnya Malaysia adalah rantau yang hening dengan pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah. Sebarang usaha untuk memasukkan fahaman selain dari Ahli Sunnah Wal Jamaah terutama Syiah di kalangan penduduk rantau ini pasti akan menggugat keharmonian masyarakat.

Negara-negara yang mempunyai penganut Syiah, telah menimbulkan ketidakstabilan rakyat dan pentadbiran di negara tersebut. Penganut Syiah akan selama-lamanya cuba mengembang dan mempengaruhi pegangan mereka ke atas pengikut Ahli Sunnah Wal Jamaah. Mereka tidak mahu tunduk kepada pemerintahan dan pentadbiran Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Islam yang bersidang pada 3 Mei 1996 telah membuat keputusan iaitu:

Menetapkan bahawa umat Islam di Malaysia hendaklah hanya mengikut ajaran Islam yang berasaskan pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah dari segi Akidah, Syariah dan Akhlak.

Memperakukan bahawa ajaran Islam yang lain daripada pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah bercanggah dengan Hukum Syarak dan Undang-undang Islam; dan dengan demikian penyebaran apa-apa aj aran yang lain daripada pegangan Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah dilarang.

SENARAI RUJUKAN
1. Abu Ja'afar bin Ya'kub bin Ishak al-Kulaini al-Razi, al-Usul Min al-Kafi, Jilid 1, Cetakan ke 3, th.1388H Dar al-Kutub al-Islamiyyah,Tehran, Baz Sultani.

2. Muhammad bin Muhammad bin Nu'man al-'Askibri al-Baghdadi al-Mulaqqab Bi al-Syeikh al-Mufid, al-lrsyad, Penerbit Muassasah al-A'lami Lil Matbu'at, Beirut, Lubnan, t.t.

3. Ad-Duktur Musa al-Musawi, al-Syiah Wa al-Tashih al-Sira' Baina al-Syiah Wa al- Tasyayyu', th. 1978.

4. Muhammad al-Husain Ali Kasyif al-Ghita', Aslu al-Syiah Wa Usuluha, Penerbit al-Syed Murtadza ar-Radhwi al-Kasymiri, Matba'ah al-Arabiyyah, Qahirah, t.t.

5 . Shah Abdul Aziz al-lmam Waliyyullah Ahmad Abdul Rahim al-Dahlawi, Mukhtasar al-Tuhfah al-lthna Asyariyyah, cetakan dan penerbit: al-Riasah al-'Aammah Lil Idarat Wal-Buhuth al-Ilmiah Wal Ifta'Wad Dakwah Wal Irsyad, Riyadh, al-Mamlakah al-Arabiah al-Saudiah, t.t.

6. Abi Ja'far Muhammad bin Ali bin al-Husain bin Babawaih AI-Qummi, Kitab Man La Yahduruhu al-Faqih, juzu' I,
Terbitan: Jamaah al-Mundarrisin fl al-Hauzah al-llmiah Fi Qum al-Muqaddasah, t.t.

7. Abi Ja'far Muhammad bin al-Hasan al-Tusi, Tahzib al-Ahkam, Juzu' 1, th. 1390, Penerbit: Dar al-Khutub al-Islamiah, Tehran.

8. Muhammad Jawad Mughniah, al-Syiah Fi al-Mizan.t.t.

9. AI-Syeikh Muhammad Redha al-Muzaffar, Aqaid al-Imamiah, cetakan ke8, th. 1973, al-Matbaah al-'Aalamiyyah Qahirah.

10. Abi Ja'far Muhammad bin al-Hasan bin Ali al-Tusi, al-Nihayah Fi Mujarrad al-Fiqh Wa al-Fatawa, terbitan Intisyarat Quds Muhammadi Qum, t.t.

11. Prof. Madya Dr. Lutpi Ibrahim, Minhaj Kebenaran dan Pendedahannya (Fiqh Lima Mazhab di antara Nas dan Ijtihad). Cetakan 1, th, 1993, Penerbit al-Wahdah Publications.

12. AI-Syed Manzur Husain, Tuhfah al'-'Awam Maqbul, Lahore.t.t.

13. AI-lmam al-Fakhr al-Razi, al- Tafsir al-Kabir, juzu 10, cetakan ke 11 Dar al-Kutub al-Ilmiah, Tehran.

14. Alauddin Ali bin Muhamad bin Ibrahim al-Baghdadi, al-Syahir bi al-Khazin, Tafsir al-Khazin, al-Musamma Lubab al-Ta'wil Fi Maami al-Tanzil, Wa Bihamisyihi Tafsir al-Baghawi al-Malruf Bi Maalim al-Tanzil Juzu 1, Dar al-Fikr, Beirut Lubnan.

15. Dr. Abdul Karim Zaidan, al-Wajiz fil usul al-Fiqh, cetakan ke-6, Dar al-Arabiah, Baghdad th. 1977.

16. Thiqah al-Islam Kulaini, Usul Kafi, Iktikadi, Ijtimai, Akhlaki Wa Ilmi, Juzu 4, Tehran, Khayaban Sa'di Janubi t.t.

17. Tafsir Pimpinan ar-Rahman diterbitkan oleh Bahagian Hal Ehwal Islam (sekarang JAKIM), Jabatan Perdana Menteri.


 
Copyright @2019 Ayu Balqishah | All Right Reserved
Designed By SF Design Lab | Powered By
Blogger.com