13 Ogo 2010

Ada sungai di dalam laut?



“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” ( Al Furqan:53 )

Jika Anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat filem dokumentari tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.

Captain Jacques Yves Costeau, saat menemukan patung-patung peninggalan kapal romawi kuno yang karam.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur/tidak melebur dengan air laut yang masin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Captain Jacques Yves Costeau, saat melakukan pendakian di Gunung Alpine. Saat itu terjadi kecelakaan fatal yang menyebabkan dirinya hampir mati.

Fenomena ganjil itu membuat bingung Mr. Costeau dan mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering di identitikan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.

Selain itu, dalam beberapa kitab tafsir, ayat tentang bertemunya dua lautan tapi tak bercampur airnya diertikan sebagai lokasi muara sungai, di mana terjadi pertemuan antara air tawar dari sungai dan air masin dari laut.

Namun tafsir itu tidak menjelaskan ayat berikutnya dari surat Ar-Rahman ayat 22 yang berbunyi,
“Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” Padahal di muara sungai tidak ditemukan mutiara.

PERKONGSIAN

catatan dari penulis:

Maksud Surah Ar-Rahmaan:22 "Dari keduanya keluar mutiara dan marjan" dan Surah Ar-Rahmaan:58 "Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan"

Apakah makna marjan?


Jwb:
Ia sejenis coral atau karang laut yg berwarna kemerah-merahan yg dijadikan barang hiasan perempuan. (Tafsir Ma'ani, Dr alHilali dan Dr Muhsin Khan, Darussalam Riyadh)

Terpesonalah Mr. Costeau mendengar ayat-ayat Al Qur’an itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al Qur’an ini mustahil disusun oleh Muhammad SAW yang hidup di abad ke tujuh, suatu zaman saat belum ada peralatan selam yang canggih untuk mencapai lokasi yang jauh terpencil di kedalaman samudera.

Benar-benar suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya terbukti pada abad 20.Mr. Costeau pun berkata bahwa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar.Dengan seketika dia pun memeluk Islam.

Subhanallah… Mr. Costeau mendapat hidayah melalui fenomena teknologi kelautan.
Maha Benar Allah yang Maha Agung. Shadaqallahu Al `Azhim. Rasulullah s.a.w.
bersabda:

“Sesungguhnya hati manusia akan berkarat sebagaimana besi yang dikaratkan oleh air.” Bila seorang bertanya, “Apakah caranya untuk menjadikan hati-hati ini bersih kembali?” Rasulullah s.a.w. bersabda, “Selalulah ingat mati dan membaca Al Quran.”

Waullahu a’lamu mishawab…

ini pula video dua air bertemu tapi langsung tidak bercampur antara satu sama lain..

sila lihat link ini  Did Jaques Cousteau convert to Islam? 

atau pun telah saya melayukannya disini..

KAPTEN (Jacques) Cousteau
(Perancis)
[Di Perancis Islam telah tersebar dengan kelajuan tinggi di antara orang-orang yang telah terkenal di pelbagai daerah. Jumlah orang yang telah meninggalkan Kristian dan memilih Islam telah mencapai seratus ribu sudah. Skor ini telah disahkan oleh Uskup Agung Paris, kedudukan tertinggi Katolik di Perancis.
Perlu dicatat bahwa orang yang lebih suka Islam tidak hanya dari antara pekerja dan pegawai negeri tetapi juga dari antara orang-orang terkenal dalam segala hal.
Di antara orang-orang yang telah memilih Islam adalah Kapten Cousteau, siapa seluruh dunia untuk eksplorasi erat tahu tentang kehidupan di bawah air.
Sebagai gelombang merangkul Islam menyebar di kalangan Perancis universal selebriti, Kapten Cousteau, paling terkemuka di dunia bawah explorer, mengumumkan bahawa dengan menerima Islam dia telah membuat keputusan paling tepat dalam hidupnya.
Kapten Cousteau, yang telah mendedahkan rahsia lautan satu per pertama dengan filem-filem yang dia buat dan yang sedang televisyen dunia di dalam program sub-menuju The Living Sea, mengatakan bahawa apa yang sebenarnya menolaknya untuk memilih agama Islam, selepas mengamati bahawa air dari Lautan Atlantik dan Mediterranean tidak campuran dengan satu sama lain, dia melihat bahawa fenomena yang sama ditulis dalam karim al-Quran yang telah diwahyukan seribu empat ratus tahun dahulu.]
Kapten Cousteau menceritakan peristiwa yang membuatnya menjadi Muslim, sebagai berikut:
"Pada tahun 1962 saintis Jerman mengatakan bahawa air Laut Merah dan Lautan Hindi tidak bercampur antara satu sama lain di Selat dari Bab-ul-Mandab mana Teluk Aden dan Laut Merah menyertai. Jadi kita mulai untuk memeriksa sama ada air dari Lautan Atlantik dan Mediterranean bercampur antara satu sama lain. Pertama kita menganalisis air di Mediterranean untuk mengetahui salinitas alami dan kepadatan, dan kehidupan di dalamnya. Kami mengulangi prosedur yang sama dalam Lautan Atlantik. Kedua massa air telah setiap pertemuan lain di Gibraltar selama ribuan tahun. Oleh kerana itu, dua massa air pasti sudah pencampuran antara satu sama lain dan mereka harus telah berkongsi identik, atau, sekurang-kurangnya, sama hotel di salinitas dan ketumpatan. Sebaliknya, bahkan pada tempat di mana dua laut yang paling dekat antara satu sama lain, setiap massa air diawetkan propertinya. Dengan kata lain, pada takat di mana dua laut bertemu, tirai air mengelakkan air milik dua laut dari pencampuran. Ketika saya berkata kepada Profesor Maurice Bucaille tentang fenomena ini, ia mengatakan bahawa tidak terkejut dan bahawa itu ditulis dengan jelas dalam Islam Kitab Suci, Qur'an al-karim. Memang, fakta ini ditakrifkan di dataran bahasa dalam Quran al-karim. Ketika saya tahu ini, saya percaya fakta bahawa Al-Quran al-karim adalah 'Firman Allah'. Saya memilih Islam, agama yang benar. Potensi yang melekat di rohani agama Islam memberi saya kekuatan untuk menahan rasa sakit aku telah menderita kerana kehilangan anak saya. "
 





Subhanallah.. Kagum kebesaran Allah.. Gerun rasa bila tengok.. Betul2 rasa kerdil..

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,
antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
-QS AR-RAHMAN 19-21-

Maha Benar Allah atas segala firman-Nya.

Renung-renungkanlah.


semoga ianya memberi kesedaran kepada kita semua.InsyaAllah..amin ya RABB..


Catat Ulasan

Terima kasih kerana meninggalkan jejak

0 ulasan:



 
Copyright @2019 Ayu Balqishah | All Right Reserved
Designed By SF Design Lab | Powered By
Blogger.com